REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Proyek infrastruktur Kereta Api Indonesia (KAI) yang terus digenjot di berbagai daerah Indonesia membutuhkan 4.000 pegawai setiap tahunnya, dengan komposisi 70 pekerjaan teknik lapangan, sisanya adminstrasi, keuangan dan Teknologi Informasi (TI).
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT KAI Muhammad Kuncoro Wibowo, usai melakukan "Memorandum of Understanding" (MoU) dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya mengatakan untuk memenuhi kebutuhan itu saat ini pihaknya menjaring berbagai perguruan tinggi agar mendapatkan SDM berkualitas.
"Kami menerapkan standar yang tinggi dalam merekrut SDM untuk PT KAI, sebab kami tidak berpikir untuk hari ini saja, melainkan lima hingga 10 tahun mendatang, seperti menerapkan standar minimal tinggi pegawai PT KAI harus 160 sentimeter," ucapnya di Surabaya, Jumat (27/5).
Ia mengatakan, kebutuhan SDM yang cukup banyak tersebut karena terkait beberapa proyek yang sedang dikerjakan, sebab PT KAI sedang mengembangkan pembangunan infrastruktur diberbagai wilayah, seperti pembangunan rel kereta api di wilayah Sumatra.
Kuncoro mengatakan, PT KAI saat ini tak hanya fokus untuk memperbaiki sistem, namun juga memastikan kualitas SDM yang dimiliki agar mumpuni, agar transformasi PT KAI dapat dikatakan berhasil. Kuncoro mengaku untuk kerja sama dengan ITS dibuat dalam bentuk magang kerja, sehingga bisa memaksimalkan perekrutan melalui jalur tersebut, dan tidak hanya melalui bursa kerja yang selama ini ada.
"Karena kami dapat mengerti secara langsung bagaimana kinerja seseorang saat magang sehingga kualitas mereka nanti tak dapat diragukan lagi," katanya.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan kerja sama dengan PT KAI merupakan bentuk hubungan baik antarkedua belah pihak.