REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG BALAI -- Petugas bea dan cukai kembali mendapatkan perlawanan dari kapal penyelundup di Perairan Asahan, Sumatra Utara. Perlawanan dilakukan saat petugas hendak melakukan penyergapan terhadap kapal tersebut.
Kasi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung M Firdaus mengatakan, kejadian itu terjadi pada Selasa (7/6) sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, petugas yang sedang patroli melihat tiga kapal beriringan dari arah Malaysia menuju Tanjung Balai. Selain ballpress pakaian bekas, kapal-kapal itu juga diduga bermuatan narkoba.
Petugas pun melakukan pengejaran. Namun, saat kapal patroli mendekat, puluhan massa yang berada di dalam kapal langsung menyerang dengan melempar petasan, obor dan bom molotov.
"Akibat serangan itu, lima petugas mengalami luka bakar ringan di bagian leher, tangan dan kepala," kata Firdaus, Rabu (8/6).
Atas serangan itu, petugas telah memberikan tembakan peringatan untuk menghentikan laju kapal penyelundup. Namun, massa tak mengindahkan. Akhirnya, petugas pun mengambil tindakan tegas dengan memberikan tembakan ke lambung kapal.
Bukannya berhenti, massa tetap tak peduli dan memaksa untuk masuk ke Tanjung Balai. Tak tanggung-tanggung, mereka pun menyiramkan bensin dan menyulutkan api ke kapal patroli.
"Jadi, kapal patroli sempat terbakar dan akhirnya kami memilih untuk menyelamatkan kapal dan personel. Kapal patroli yang mengalami kebakaran berhasil dipadamkan di bagian haluan," ujar Firdaus.
Aksi ini menambah panjang deretan kasus penyerangan terhadap petugas yang terjadi di perairan Asahan. Selama ini, perairan tersebut memang dikenal sebagai pintu masuk bagi penyelundupan pakaian bekas dan narkoba.