REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator Jakarta, Fahira Idris berharap di tahun-tahun mendatang perayaan takbiran jadi even resmi daerah. Seehingga pelaksanaannya tidak hanya lebih bermakna, tetapi tertib dan aman.
Fahira mengungkapkan alasan utama beberapa kepala daerah dan kepolisian mengimbau agar tidak melaksanaan takbir keliling adalah alasan keamanan terutama takut terjadi bentrok atau tawuran. Padahal kalau dijadikan even resmi daerah, kekhawatiran-kekhawatiran seperti ini bisa diminimalisir.
"Dijadikan even resmi daerah sehingga ada manajemennya. Jadi even takbiran keliling ini dikelola pemda dengan melibatkan organisasi masyarakat, pengurus masjid, pihak kepolisian dan lainnya. Jika ada yg menggelar takbir keliling diluar even ini ditindak tegas karena tidak resmi. Takbir keliling ini kan kegiatan positif, harusnya pemerintah daerah fasilitasi warganya," kata Fahira dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (5/7).
Menurut Fahira, terjadinya satu dua kasus pelanggaran atau tawuran saat takbir keliling karena memang di daerah yang bersangkutan pawai keliling yang sudah jadi tradisi tidak dimanajemen. Sehingga warga berinisiatif menggelar takbir keliling secara berkelompok dan tidak hanya kerap melanggar lalu lintas tetapi juga berujung bentrokan.
"Jika pawai-pawai seni budaya, bisa dimanajemen dengan baik oleh banyak pemerintah daerah bahkan hingga mengalokasikan anggaran daerah, kenapa pawai keagamaan yang banyak mengandung nilai positif seperti takbir keliling tidak diperlakukan sama," kata Wakil Ketua Komite III DPD ini.
Fahira berharap di tahun-tahun mendatang semakin banyak kepala daerah yang semakin bijak dalam menyikapi tradisi takbir keliling sebagai salah satu cara umat Islam merayakan kemenangan. "Ini kan hanya soal niat dan kemampuan manejerial. Kepala daerah yang berniat menyulurkan antusias warganya melaksanakan takbir keliling akan mengerahkan semua sumber dayanya agar perayaan ini bisa berlangsung khidmat, bermakna, tertib dan aman. Tetapi yang tidak punya niat, pasti lebih memilih keluarkan himbauan," ujar Fahira.