REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah memprediksi angka inflasi pada Juli tahun ini lebih rendah daripada inflasi yang tercatat pada Juni lalu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan harga pangan pada pekan terakhir bulan puasa lebih rendah dibanding harga pangan di pekan pertama puasa pada Juni lalu.
Kondisi ini, membuat keyakinan untuk menjaga inflasi di angka empat persen akan terjaga. Keyakinan ini, kata Darmin, tetap ada meski inflasi Juni sedikit lebih tinggi, yakni di angka 3,45 persen year on year.
"Karena dua minggu terakhir ini harga bawang mulai turun. Panen mulai banyak di awal Juli sehingga harga bawang tidak akan melonjak lagi. Cabai juga begitu," ujar Darmin di kediamannya, Jakarta, Kamis (7/7).
Darmin juga menyinggung harga beras. Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap harga beras pasca-Lebaran. Bulog mencatat pada panen terakhir lalu telah terbeli 2,1 juta ton beras.
"Apalagi kalau digabung dengan beras komersialnya. Kalau beras, sampai panen gadu yang akan datang, kita tidak terlalu risau," ujar Darmin.
Ia menyebutkan pemerintah akan melanjutkan pencatatan hasil panen raya untuk mengetahui seberapa besar stok beras yang bisa dicapai. "Apakah hasilnya bisa cukup sampai Maret tahun depan. Kalau cukup, tidak ada impor. Tapi kalau tidak cukup, apa boleh buat. Walaupun indikasinya musim ini bagus," katanya.
Meski begitu, Darmin tak mau menyebutkan prediksi angka inflasi pada Juli nanti. Alasannya, Bank Indonesia saja belum mau merilis prediksi inflasi pada Juli. Darmin menilai terlalu riskan untuk mengeluarkan prediksi angka inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inflasi sebesar 0,66 persen pada Juni tahun ini, yang dilihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,29. Kenaikan IHK ini tercatat di seluruh 82 kota yang disurvei oleh BPS. BPS mencatat inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang, Bangka-Belitung sebesar 2,14 persen dengan IHK 127,07 dan terendah dialami Kota Padang, Sumatra Barat dengan angka 0,1 persen dan IHK 127,38.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, inflasi kali ini banyak dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan dan juga harga tiket angkutan untuk persiapan mudik dan balik Lebaran. Ia mengungkapkan, untuk tarif angkutan udara misalnya, BPS mencatat ada kenaikan rata-rata 8,27 persen dengan andil dalam penentuan inflasi bulan Juni sebesar 0,08 persen. IHK untuk kenaikan harga tiket angkutan udara terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur sebesar 46 persen dan Tarakan, Kalimantan Utara sebesar 38 persen.