Senin 18 Jul 2016 17:14 WIB

Australia Tolak Rencana Hukuman Mati pada Pelaku Kudeta Turki

Red: Ilham
Menlu Australia, Sebastian Kurz, menteri termuda di Eropa.
Foto: sueddeutsche.de
Menlu Australia, Sebastian Kurz, menteri termuda di Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Australia menolak rencana penerapan hukuman mati di Turki. Menteri Luar Negeri Austria Sebastian Kurz mengatakan, upaya menghidupkan kembali hukuman mati sebagai tindak lanjut gagalnya aksi kudeta pada Jumat tidak dapat diterima.

"Dihidupkannya kembali hukuman mati tentu tidak dapat diterima," kata Kurz dalam wawancara dengan koran Austria, Kurier.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, rencana penerapan hukuman mati yang sempat dihapus pada 2004 tidak akan ditunda. Pemerintah akan membahas langkah tersebut dengan partai oposisi.

Turki dikabarkan cukup berambisi bergabung dengan UE, tetapi wacana hukuman mati dapat membekukan seluruh perundingan keanggotaan tersebut. Para menteri luar negeri anggota UE pada Senin akan mendesak Erdogan untuk menjalani aturan hukum dan menghormati hak asasi manusia (HAM) guna menghukum dalang kudeta.

Meski demikian, pihak tersebut punya pengaruh terbatas dengan negara tetangga strategisnya itu. "Pemerintah Turki tidak dapat mengadakan aksi pembersihan secara acak, dan tidak boleh ada sanksi kriminal di luar aturan hukum dan sistem keadilan," kata Kurz.

Austria, kata dia, akan mendorong pertemuan para menteri luar negeri untuk menetapkan batasan jelas dengan Erdogan. Kurz juga mengatakan, tidak ada alasan untuk mundur dari kesepakatan dengan Turki yang berakar dari masalah aliran migran ke Eropa.

"Perjanjian terkait migrasi bukan alasan bagi kita untuk menyimpang dari jelasnya posisi atas isu tersebut, dan mengabaikan nilai-nilai mendasar yang sudah diyakini bersama."

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement