REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih melakukan penelitian atas matinya ribuan unggas secara mendadak di Kecamatan Lendah.
Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Sudarna di Kulon Progo, Rabu, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah matinya 3.900 burung puyuh dan puluhan unggas jenis lain di Desa Sidorejo, Kecamatan Lendah disebabkan virus H5N1 atau flu burung.
"Untuk menyimpulkan itu dibutuhkan data dan penelitian yang saksama. Namun demikian, petugas langsung turun ke lapangan setelah mendapat laporan dari masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, ketersedian vaksin di tingkat kabupaten masih mencukupi. Seberapapun jumlah yang diminta masyarakat, masih dapat terpenuhi. "Kalau ada yang minta, kami akan turun ke lapangan memberikan vaksin. Tapi hal yang perlu diingat dalam pemberian vaksin adalah menyiapkan pencegahan, bukan untuk mengobati. Jadi kalau matinya sekarang, tambah mati," kata dia.
Sudarna mengimbau masyarakat di lokasi-lokasi peternakan unggas di Kulon Progo untuk mewaspadai virus H5N1 atau flu burung. Kalau masyarakat menemukan unggas mati mendadak segera melapor ke puskeswan terdekat. "Petugas akan datang ke lapangan setelah mendapat laporan. Kami siap siaga untuk melalukan penelitian unggas di tengah masyarakat," katanya.
Baca juga, Ribuan Unggas Mati Kena Flu Burung di Banyuwangi dan Lamongan.
Sebelumnya, Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY Anung Endah Swasti mengimbau masyarakat, khususnya peternak unggas, meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus H5N1 atau flu burung seiring masih adanya anomali cuaca yang berpotensi meningkatkan penyakit unggas. "Cuaca yang tidak menentu (anomali cuaca) kadang panas, kadang hujan deras memiliki potensi memicu berbagai penyakit unggas, salah satunya flu burung," katanya.