REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki bisa saja mengumukan langkah-langkan darurat setelah peristiwa percobaan kudeta belum lama ini. Langkah ini sangat penting agar dapat menopang stabilitas dan mencegah kerusakan di bidang ekonomi.
Salah satu tokoh paling senior di Turki, Mustafa Sentop mengatakan, penetapan negara dalam keadaan darurat ini memang telah diperbolehkan oleh konstitusi. Meski sudah diperbolehkan, dia mengaku belum tahu pasti apakah langkah itu akan diambil dalam waktu dekat ini.
Menurut sekutu Erdogan ini, setiap keadaan darurat biasanya akan bertahan sampai enam bulan dan tidak akan mempengaruhi kehidupan warga. Dia juga menyerukan pemulihan hukuman mati terhadap tindakan kejahatan yang ditujukan untuk mengubah tatanan konstitusional.
Sebelumnya, puluhan ribu tentara, polisi, hakim, pegawai negeri dan guru telah ditangguhkan, ditahan atau berada di bawah penyelidikan sejak upaya kudeta militer Jumat lalu.
Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.
Pejabat Turki pun telah memerintahkan agar para akademisi di negeri ini tidak bepergian ke luar negeri. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu tindakan sementara untuk mencegah risiko dugaan komplotan kudeta di perguruan tinggi yang mencoba melarikan diri.
Seperti dilansir dalam laman Reuters, Kamis (21/7), sejauh ini terdapat 95 akademisi yang telah dicopot dari jabatannya di Universitas Istanbul.