REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Graham Fuller, mantan wakil kepala Badan Intelijen AS (CIA) menyiratkan dukungannya terhadap Fethullah Gulen. Fuller ragu jika Gulen berada di balik upaya kudeta di Turki.
"Saya yakini seperti Gulen bukan otak di balik kudeta dramatik yang gagal terhadap Erdogan pekan lalu. Tanpa bukti, sejauh ini belum ada yang bicara dengan pasti. Gerakan Gulen memilki jutaan pengikut dan simpatisan, namun tak memiliki strukur sentral," ujarnya.
Ia menambahkan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta AS mengekstradisi Gulen. Namun Washington tak akan melakukan ekstradisi tanpa ada bukti yang kuat.
Fuller melanjutkan, tudingan Erdogan yang menyebut gerakan Hizmet organisasi teroris adalah absurd.
Ia menambahkan, Gulen mendapatkan visa dan kartu hijau dari AS setelah menulis surat ke FBI bahwa ia tidak ada potensi ancaman. Ia pun mendapat rekomendasi dari 18 pejabat AS.
Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.
Pemerintah Turki menyebut Gulen berada di balik kudeta. Gulen membantah tudingan itu dan mengungkapkan kemungkinan Erdogan sengaja menyusun skenario kudeta.