REPUBLIKA.CO.ID LEBAK -- Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Syahida mengatakan saat ini objek wisata Baduy cukup luar biasa sebagai "ikon pariwisata Lebak" dan bisa mendatangkan investor yang bergerak di bidang pariwisata.Potensi obyek wisata Baduy itu juga tidak semua daerah di Tanah Air memiliki suku terasing.
Karena itu, pihaknya yakin objek wisata Baduy bisa mendunia karena memiliki nilai-nilai budaya, adat juga alamnya yang hijau dan lestari.Masyarakat Baduy hingga kini mencintai hutan dan lahan dengan penghijauan juga pelestarian alam.
Bahkan, masyarakat Baduy melarang melakukan penebangan pohon karena bisa menimbulkan malapetaka bencana alam."Kami terus mendorong agar kawasan Baduy bisa dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara," katanya.
Menurut Syahida, kelebihan masyarakat Baduy hingga kini masih mempertahankan adat istiadat dan menolak kehidupan moderen.Kawasan hutan yang dihuni masyarakat Baduy seluas 5.100 hektare tanpa jalan, jaringan listrik, televisi, radio, dan kendaraan.Bahkan, masyarakat Baduy Dalam berpakaian putih-putih bepergian ke luar daerah harus berjalan kaki dan dilarang naik angkutan kendaraan.Pemerintah daerah akan memprogramkan wisata Baduy menjadi Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA).
Pengembangan wisata ini nantinya ditata melalui pembangunan terintegrasi dengan infrastruktur, penginapan, dan pusat perdagangan.Selain itu juga produk-produk kerajinan suku Baduy cukup unik di antaranya aneka jenis suvenir, tas koja, golok, tenun, dan gula aren."Saya yakin jika dibangun secara terintegrasi di kawasan Baduy dipastikan bisa menjadi obyek wisata mendunia," ujar Syahida.
Camat Leuwidamar Kabupaten Lebak, Endi Suhendi mengatakan pemerintah daerah terus membangun jalan menuju obyek wisata budaya Baduy dari Rangkasbitung hingga Ciboleger atau pintu gerbang masuk kawasan Baduy.Kunjungan wisatawan domestik hingg kini mencapai 6.849 orang dan mancanegara tercatat 158 orang berasal dari Belanda, Inggris, dan Swiss."Sebagian besar wisman itu untuk kepentingan konservasi maupun mempelajari budaya setempat," kata Endi.