Ahad 24 Jul 2016 18:43 WIB

Turki Tangkap Kaki Tangan Fethullah Gulen

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Angga Indrawan
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.
Foto: AP Photo/Burhan Ozbilici
Sebuah tank berada di Kota Ankara, Turki, Jumat, 22 Juli 2016. Turki berada dalam status darurat usai kudeta yang gagal.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki menahan pembantu penting Fethullah Gulen, ulama Muslim Turki yang berada di Amerika Serikat. Gulen dianggap sebagai dalang di balik upaya kudeta militer yang gagal.

Halis Hanci yang digambarkan sebagai tangan kanan Gulen ini tampaknya masuk Turki dua hari sebelum kudeta. Sebelumnya pada Sabtu (23/7), otoritas Turki seperti diberitakan Anadolu Agency juga menahan keponakan Gulen sehubungan dengan upaya kudeta

Muhammad Sait Gulen seperti diberitakan Aljazirah Ahad (24/7) ditahan di kota timur laut dari Erzurum dan akan dibawa ke ibu kota Ankara untuk ditanyai. Di antara tuduhan yang mungkin dapat diajukan terhadapnya adalah anggota dari sebuah organisasi 'teroris'. Lembaga itu menambahkan, Sait Gulen juga dicari atas kebocoran pertanyaan ujian pelayanan sipil 2010.

Ini adalah pertama kalinya seorang kerabat Gulen dilaporkan ditahan sejak peristiwa 15 Juli. Gulen yang berbasis di Pennsylvania dituduh terlibat upaya menggulingkan pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan melalui gerakannya. Gulen pun menyangkal klaim tersebut.

Kendati demikian, Turki ingin mengekstradisi Gulen dari AS. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Turki diharapkan menyelesaikan berkas ekstradisi Gulen dalam 10 hari. Ia mengatakan, hubungan antara tentara yang terlibat dalam kudeta dan pengikut Gulen sangat jelas.

"Turki akan melakukan semua itu secara politik dan hukum untuk mengamankan ekstradisi," katanya.

Sementara itu menurut AS, Ankara perlu memberikan bukti jelas tentang keterlibatan Gulen sebelum menyetujui ekstradisi. Pengacara mengatakan proses tersebut bisa memakan waktu bertahun-tahun. Puluhan ribu orang telah ditahan, dipecat atau ditangguhkan setelah kudeta gagal. Hal ini dilakukan sebab pemerintah berjanji 'membersihkan' layanan sipil dari pendukung Gulen.

Sejauh ini, sebanyak 37.500 PNS dan polisi telah ditangguhkan termasuk banyak yang berasal dari Kementerian Pendidikan. Jumlah orang yang ditahan telah melampaui 10 ribu. Sementara, lebih dari empat ribu orang telah ditangkap. Lebih dari tujuh ribu dari mereka yang ditahan adalah tentara, termasuk setidaknya 120 jenderal.

Erdogan pada Rabu (20/7) mengumumkan status keadaan darurat selama tiga bulan. Alasannya, agar pemerintah bisa mengambil tindakan cepat dan efektif pascakudeta. Laju penangkapan sejak upaya kudeta membuat khawatir banyak sekutu Barat Turki. Mereka melihat tindakan tersebut membuat negara itu semakin otoriter.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement