REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande bertemu dengan sejumlah pemimpin agama pascaserangan pendeta di Normandy. Hollande mengundang pemuka agama Kristen, Islam, Yahudi dan Buddha ke Istana Elysee, Rabu (26/7).
Dilansir Irish Times, tidak jelas apa agenda pertemuan tersebut. Namun tampaknya Hollande ingin meredakan ketegangan pascaserangan yang diklaim oleh militan ISIS. Ia berharap mencegah perseteruan antaragama.
Hollande menghubungi Paus Francis untuk menyatakan belasungkawa dari rakyat Prancis. "Apa pun akan dilakukan untuk melindungi gereja dan semua tempat ibadah kita," kata Hollande dilansir BBC.
Paus Francis mengatakan insiden ini mengerikan. Ia mengecam keras pembunuhan yang disebutnya tindakan barbar itu. Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mengatakan pemerintah harus mencegah rakyat melawan satu sama lain.
Baca: Dampak Serangan Prancis, Pendapatan Maskapai Turun
Setelah bertemu para pemimpin agama, Hollande akan menggelar pertemuan dengan dewan keamanan dan pertahanan. Ia juga akan menggelar rapat kabinet.
Satu dari dua pelaku pembunuhan pendeta Jaques Hamel telah diidentifikasi. Satu diantaranya adalah Adel Kermiche (19 tahun). Ia dilaporkan pernah mencoba dua kali pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Dua pelaku menyerang dan menyayat leher pendeta 80 tahun tersebut saat ia memberikan misa pagi. Mereka juga menyandera enam orang termasuk seorang biarawati.
Setelah membunuh Jacques, pelaku merekam diri mereka sendiri di dalam gereja dan bunuh diri. Mereka mengatakan aksi ini dilakukan untuk ISIS.