REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Nugie termasuk salah satu figur publik yang gencar mendukung kampanye konservasi harimau sumatra. Namun, ia tidak berharap berjumpa harimau sumatra yang sesungguhnya di alam liar.
Bertahun-tahun jadi ranger WWF Indonesia, Nugie kerap berkesempatan mengunjungi sejumlah taman nasional. Ia pernah melihat harimau sumatra yang status konservasinya masuk kategori kritis itu lewat kamera pengintai yang dipasang di hutan.
"Lihat harimau lewat camera trap itu pengalaman yang tiada duanya, tapi bukan berarti harus ketemu langsung," kata musikus 44 tahun bernama lengkap Agustinus Gusti Nugroho itu.
Adik dari Katon Bagaskara itu mengingatkan, menyayangi satwa liar bukan berarti berjumpa langsung atau membelai-belainya. Sebab, satwa liar sebaiknya tidak banyak berinteraksi dengan manusia.
Nugie menyebutkan sebuah mitos yang mengatakan bahwa orang yang berjumpa harimau akan sial tujuh turunan. Menurut dia, kepercayaan setempat itu merupakan salah satu cara menjaga agar spesies kucing besar ikonik dari Pulau Sumatra tersebut tak diusik.
Sebagai musikus, Nugie membuat juga lagu tentang satwa seperti harimau, orang utan, badak, sampai gajah. Namun, penyanyi yang kerap membuat lagu mengenai gerakan menjaga lingkungan itu belum mempublikasikannya secara luas.
"Buat kalangan sendiri saja, buat anak-anak saya. Kalau memang pingin nanti akan di-publish, biasanya juga digratiskan saja," ujar pencipta lagu Pelukis Malam tersebut.