REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan pasukan-pasukan khusus TNI telah siap bila sewaktu-waktu diperlukan untuk melakukan pengerahan pasukan ke daerah operasi membebaskan WNI dari kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
"Kepada satuan-satuan operasi pasukan khusus untuk siap dengan segala kemungkinan apabila TNI diberi peluang untuk melakukan operasi pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina," kata Panglima TNI, di Jakarta, Senin (8/8).
Namun demikian, hal itu tidaklah mudah karena menyangkut wilayah kedaulatan negara sahabat. Hingga saat ini, kata dia, WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf berjumlah 11 orang dan belum dibebaskan. Pemerintah Indonesia masih tetap mengedepankan upaya diplomasi dalam melakukan upaya pembebasan terhadap 11 WNI yang disandera, namun hasilnya belum nampak signifikan. Sementara tuntutan dan harapan masyarakat kepada TNI sedemikian besar, yang kesemuanya harus mendapatkan respons tepat dan cepat.
"Bila TNI mendapat perintah untuk melaksanakan operasi pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filifina, maka TNI harus diberi payung hukum berupa SOP yaitu kerja sama operasi militer kedua negara yang telah disepakati bersama," jelasnya.
Maka, kata dia, yakinlah bahwa sekecil apapun pikiran, langkah dan tindakan yang dilakukan, bila berhasil mewujudkan harapan pemerintah dan masyarakat, sudah pasti kepercayaan rakyat kepada TNI tidak akan pernah surut. "Kepercayaan itu harus kita jaga dengan baik sebagaimana kesetiaan kita dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara," kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ini.