Selasa 23 Aug 2016 06:17 WIB

Garin Nugroho: Dulu BCL Pernah Marah ke Saya

Garin Nugroho
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Garin Nugroho

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seniman perfilman Indonesia, Garin Nugroho, mengaku sudah bosan untuk membuat film konvensional dan ingin melakukan eksperimen untuk memajukan film di dalam negeri.

Dalam sebuah konferensi pers, Garin mengatakan sedang menggemari film bisu dan akan berusaha mengenalkan jenis film kuno tersebut pada masyarakat di dalam negeri.

"Jujur saja saya sudah agak bosan dengan film suara. Dulu BCL (Bunga Citra Lestari) pernah marah ke saya karena ketiduran saat 'shooting'. Itu karena saya saking bosannya dengan film suara," kata Garin, Senin (22/8).

Selain itu, rasa bosan yang dia rasakan juga muncul akibat lamanya proses produksi film suara dibandingkan dengan film bisu. Dia mencontohkan, untuk film bisu bisa dikerjakan hanya dalam waktu satu minggu, sedangkan film suara bisa mencapai dua kali lipatnya atau lebih.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam kesempatan yang sama Garin Nugroho turut mengenalkan karya perdana film bisu hitam-putih berjudul "Setan Jawa" yang dia produksi untuk memperingati 35 tahun berkarir di industri perfilman Indonesia.

Garin menjelaskan film tersebut mengenalkan konsep baru dalam seni akting, selain menampilkan konsep film bisu dan hitam-putih, film yang digarap selama satu minggu di Solo dan Yogyakarta itu turut menampilkan konsep "Magic Realism" atau fenomena mistik untuk menarik penonton.

"Fenomena mistis atau 'Magic Realism' masih digemari dan menarik hingga saat ini. Kemudian saya ambil Setan Jawa karena tidak banyak film yang menggunakan konsep pesugihan, khususnya Kandang Bubrah, bukan tuyul atau lainnya," ujar Garin.

Dia menjelaskan, "Setan Jawa" dikisahkan dalam bingkai sejarah periode awal abad ke-20 sebagai konsep waktu yang menarik untuk dieksplorasi, memungkinkan ekspresi film ini bergerak antara tradisi kontemporer dan beragam silang disiplin budaya.

Tokoh utama dalam film tersebut, Setio (diperankan Heru Purwanto) merupakan pemuda miskin yang jatuh cinta dengan Asih (diperankan Asmara Abigail), seorang putri bangsawan Jawa.

Cinta Setio membuatnya memberanikan diri untuk melamar Asih yang berbuah dengan penolakan. Akhirnya Setio mencari keberuntungan dengan melakukan kesepakatan dengan Iblis atau umum dikenal dengan pesugihan "Kandang Bubrah" untuk mencari kekayaan agar bisa melamar Asih.

Asih kemudian mengetahui bahwa suaminya menjalani laku pesugihan "Kandang Bubrah", dan membuatnya memberanikan diri untuk menemui Setan (Luluk Ari) yang memberikan suaminya kekayaan dan meminta pengampunan agar ketika suaminya meninggal tidak menjadi tiang penyangga rumah.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement