REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panti Asuhan juga menjadi korban pembongkaran Rawajati di RT 09 RW 04 Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Anak-anak yatim, yatim-piatu, dan terlantar Panti Asuhan Shohibul Istiqomah harus menghadapi kehilangan tempat bernaung. Tempat tinggal mereka selama ini dibongkar petugas Satpol PP.
Bangunan panti asuhan yang berdiri sejak 2003 kini rata dengan tanah. Ferdi (16 tahun) hanya duduk termenung dipinggir trotoar melihat tempatnya tidur, belajar, dan mengaji hancur berantakan. Sesekali ia menghela nafas, matanya kosong melihat reruntuhan bangunan warga. "Mau gimana lagi, kalau dibilang sedih ya sedih," katanya, Kamis (1/9).
Pasca-pembongkatan Panti Asuhan Shohibul Istiqomah akan pindah ke Cililitan. Dari tempat barunya ia harus jalan kaki selama dua puluh menit sebelum naik M 16 menuju sekolahnya. Saat di Rawajati jarak antara tempat tinggal dengan jalan raya kurang lebih hanya sekitar 200 meter.
Ferdi yang berasal dari Sukabumi ini sudah menetap di Shohibul Istiqomah sejak kelas satu SMP. Ia diajak kakaknya untuk hijrah ke Jakarta. Ia mengaku senang selama berada di panti karena bisa belajar dan mengaji bersama teman-temannya. Kini hanya ada ibunya di kampung. "Ayah sudah nggak ada tinggal ibu," katanya.
Muhammad Furqon, pengasuh Yayasan Shohibul Istiqomah mengaku heran dengan pemerintah yang menggusur yayasan sosial ini. Furqon mengatakan saat ini Shohibul Istiqomah harus merawat 35 anak asuh. Ia mengatakan sudah ada berbagai upaya dan memberitahu kepada pemerintah ada panti asuhan di Rawajati. Namun hasil tetap nihil.
Furqon menambahkan panti asuhan ini tidak hanya menerima anak-anak yatim-piatu dan terlantar sekitar Pancoran. Tapi juga dari berbagai daerah seperti Tanggerang, Depok, dan Jawa Barat. "Kan ini juga kami membantu pemerintah," katanya.
Baca juga: DPRD DKI Jakarta Nilai Penggusuran Rawajati Ilegal