REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Seorang mahasiswa asal Desa Ujung Aris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Kiki Rifqi Istianah (21), nasibnya dikabarkan terkatung-katung di Turki. Hal itu menyusul dihentikannya beasiswa yang selama ini diterimanya pascakudeta yang melanda negeri tersebut.
"Beasiswa yang selama ini diterimanya katanya diputus karena perang (gejolak politik dan keamanan) di Turki," ujar nenek Kiki, Kulsum (75), saat ditemui di rumahnya di Desa Ujung Aris, Kecamatan Widasari, Kabupaten Indramayu, Kamis (1/9).
Kiki merupakan siswa berprestasi dan pernah meraih juara satu Olimpiade Matematika saat bersekolah di SMP di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Saat lulus SMA, Kiki memperoleh beasiswa dari Pemerintah Turki untuk kuliah di Accetape University Attaturk, Turki.
Kiki berangkat ke Turki pada 2012 lalu. Putri dari almarhum Ubedilah Tarwono tersebut sangat bersemangat menempuh pendidikannya, hingga baru dua kali dia pulang ke kampung halamannya sejak awal keberangkatannya itu. "Gak setiap tahun Kiki pulang,’’ tutur Kulsum.
Namun, pada Juli 2016, Pemerintah Turki menghentikan beasiswa untuk Kiki. Hal itu terjadi menyusul kondisi di negara itu yang beberapa kali mengalami aksi teror hingga upaya kudeta.
Menurut Kulsum, Kiki bersikeras untuk melanjutkan kuliahnya yang hanya tinggal satu tahun lagi. Karenanya, anak kedua dari empat bersaudara itu menolak untuk pulang ke Tanah Air.
Baca juga, Turki 'Sapu Bersih' Gerakan Gulen di Indonesia.
Sejak beasiswanya dihentikan, Kiki yang berasal dari keluarga kurang mampu itu meminta dikirimi uang untuk biaya kos di Turki. Dengan keterbatasan keuangan, pihak keluarganya kemudian mengiriminya uang sebesar Rp 3 juta.
Turki melakukan sapu bersih gerakan yang terkait dengan Fethullah Gulen. Gulen dianggap pihak yang berada di balik kudeta. Otoritas Turki juga menangkap sejumlah mahasiswa Indonesia yang dianggap terkait Gulen.