REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Kelompok militan ISIS menjual organ anggotanya yang telah tewas maupun terluka akibat pertempuran. Penjualan organ ini dilakukan lantaran kelompok tersebut membutuhkan uang tunai setelah pendapatan dari penjualan minyak berkurang.
Ladang minyak di daerah yang dikuasai ISIS mengering akibat gempuran dari serangan udara. Sekitar 23 organ anggotanya pun dilaporkan telah dijual di Provinsi Nineveh Irak.
Menurut seorang sumber kepada Iraqi News, kelompok militan tersebut memperjualbelikan organ karena sangat membutuhkan uang untuk tetap bertahan.
"Unit medis khusus kelompok itu melakukan pencurian organ manusia dari 23 anggotanya yang sedang dirawat di rumah sakit di Nineveh. Mereka mencuri ginjal, usus, dan lainnya dan mereka pindahkan ke rumah sakit afiliasinya di daerah pinggiran kota di bawah penjagaan ketat," kata sumber tersebut dilansir dari Daily Mail.
Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya itu, penjualan organ manusia dilakukan setelah serangan udara bertubi-tubi dari pasukan Amerika dan Rusia telah menghancurkan sejumlah ladang minyak yang menjadi sumber pendapatan utamanya.
"Pencurian organ dilakukan setelah mereka kehilangan sumber pendapatan utamanya, khususnya minyak mentah yang memberikan pendapatan hingga 80 persen bagi kelompok teroris itu," tambah sumber tersebut.
Sementara itu, berdasarkan temuan dari perusahaan analisis yang berbasis di AS, HIS, menyebutkan hasil produksi minyak dari kelompok teroris tersebut menurun dari 33 ribu barel menjadi 21 ribu barel. Pendapatannya pun berkurang tajam yang awalnya sekitar 80 juta dollar Amerika per bulannya menjadi hanya 56 juta dollar Amerika per bulannya pada Maret lalu setelah serangan bom menggempur wilayah mereka.