Kamis 13 Oct 2016 11:06 WIB

Bocah Tujuh Tahun Dipukuli di Bus karena Dia Muslim

Bus sekolah (Ilustrasi)
Foto: CNN
Bus sekolah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Seorang bocah laki-laki tujuh tahun meninggalkan Amerika Serikat bersama keluarganya setelah ia diduga dipukuli di bus sekolah karena ia berdarah Pakistan dan seorang Muslim. Dilansir dari Al Araby, Rabu (12/10), ayah bocah tersebut mengatakan putranya yang duduk di kelas satu, Abdul Aziz Usmani dipukuli lima temannya dan menyerang ras serta agamanya.

Berbicara kepada Buzzfeed News, sang ayah Zeeshan-ul-hassan Usmani mengatakan istrinya dan ketiga putra mereka meninggalkan AS menuju Pakistan. Insiden tersebut menjadi kejahatan kebencian terbaru yang menimpa keluarganya. "Ada anak berusia enam dan tujuh tahun yang mengejek namanya, dua anak lainnya menyerang dia, menendangnya dan menarik tangannya ke belakang," kata Usmani.

Menurutnya, serangan rasial itu tetap terjadi meski putranya berusaha membaur menjadi warga Amerika pada umumnya.

"Mereka tetap memukulinya sepanjang jalan dari sekolah menuju rumah di bus," katanya.

Anaknya bersekolah di Weatherstone Elementary School di Cary, North Carolina. Sebuah foto yang ia unggah di Facebook memperlihatkan putranya mengenakan sling di lengannya. "Selamat datang di AS asal Donald Trump. Perkenalkan ini putra saya Abdul Aziz. Dia kelas satu, di-bully dan dipukuli teman sekelasnya sendiri di bus sekolah karena menjadi seorang Muslim," katanya dalam unggahan 8 Oktober.

Juru bicara Wake County Public School System mengatakan kepada wartawan penyelidikan dimulai begitu insiden itu dilaporkan. Namun, sekolah mengatakan keluarga tersebut tidak menyebut penyebab terjadinya penganiayaan itu. "Saat keluarga tersebut membagi informasi, mereka tidak mengatakan mengenai agama atau ras," kata juru bicara Lisa Luten.

Usmani mengatakan mereka akan memutuskan kembali ke AS setelah hasil pemilu diketahui, dan apakah Donald Trump akan memimpin AS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement