Senin 31 Oct 2016 22:01 WIB

Sampang Perlu Bentuk Kampung Siaga Bencana

Khofifah Indra Parawansa (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Khofifah Indra Parawansa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna mengurai permasalah kebencanaan nasional, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puyuh, Kementerian Sosial (Kemensos) akan melakukan pemetaan kampung siaga bencana di daerah rawan di Indonesia.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya akan menfokuskan pemetaan kampung siaga bencana di 323 kabupaten/kota di Indonesia. "Kita fokuskan pemetaan kampung siaga. Sehingga masyarakat yang berada di daerah rawan bencana bisa lebih sigap," ucap Khofifah di Pendopo Bupati Sampang, Ahad (30/10) malam WIB.

Khofifah melanjutkan, Sampang juga perlu membentuk Kampung Siaga Bencana, lantaran sering menjadi daerah langgaran banjir. "Lalu dideteksi di titik mana yang disiapkan kampung siaga bencana. KSB akan segera dibentuk di Kabupaten Sampang dan Bojonegoro pada November 2016," ujarnya.

Khofifah mengatakan, pemetaan kampung siaga bencana terhadap ratusan kabupaten/Kkta tersebut, mengacu kepada data yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Data terakhir yang dikeluarkan BNPB ada 323 kabupaten/kota yang rawan bencana alam. Jadi, kita melakukan pemetaan terhadap daerah-daerah tersebut," jelasnya.

Mengenai penentuan lokasi kampung siaga bencana, Khofifah bakal menyerahkan kepada masing-masing daerah. Dia mencontohkan, kampung siaga bencana tersebut bisa meliputi antardesa maupun kelurahan. Yang jelas, sambung dia, daerah tersebut rawan terpaan bencana alam.

Menurut dia, kedua daerah itu dipilih karena memiliki risiko banjir cukup tinggi. Dia menyatakann, Sampang memiliki skor 58 dalam indeks kerawananan bencana. "Pembentukan KSB ini diharapkan mampu membantu pemerintah untuk menangani banjir yang sering terjadi di Sampang," kata Khofifah.

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos, Adhy Karyono mengatakan, ada sepuluh ahli waris yang diberi santunan. Mereka merupakan ahli waris dari korban banjir yang terjadi pada September dan Oktober 2016. "Masing-masing ahli waris korban mendapatkan santunan sebesar Rp 15 juta," kata Adhy, dalam siaran pers kepada Republika.co.id

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement