REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa mengingatkan segenap pihak agar aksi massa besok, Jumat (4/11) tidak mengarah ke aksi anarkis.
Sekjen PP PSNU M Nabil Haroen, meminta tidak melakukan agitasi gaya Timur-Tengah yang bisa menimbulkan kekerasan dan perang antar saudara.
“Kekerasan tersebut bagaimanapun tidak bisa dibenarkan oleh dalil apapun dalam Islam,” katanya saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (3/11).
Menurut Nabiel, setiap peristiwa yang melibatkan partisipasi massif dari warga, seperti Pilkada dan Pilpres, selalu mengandung patahan dan retakan yang rawan disulut menjadi konflik horizontal.
Terkait aksi yang digelar untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atas dugaan penistaan agama itu, Nabiel meminta kepada pihak yang berwenang memproses tuntutan hukum atas Basuki Tjahaja Purnama dengan seadil-adilnya.
PP PSNU Pagar Nusa, ujar Nabiel meminta kepada Basuki Tjahaja Purnama agar berhenti dari kebiasaan ceroboh dalam mengeluarkan pernyataan di hadapan publik. Pihaknya juga mengimbau segenap masyarakat mengedepankan akal sehat dalam menyikapi dan mengikuti selurus proses Pilkada DKI 2017.
Nabiel menambahkan PP PSNU Pagar Nusa memerintahkan pada seluruh warga Pagar Nusa, tanpa kecuali, tidak ikut serta dalam ajakan aksi 4 November 2016. PP PSNU Pagar Nusa juga melarang disertakannya atribut, lambang, dan simbol yang berkaitan dengan Nahdlatul Ulama dalam aksi tersebut.
Pada pernyataan sikapnya, lanjut Nabiel, PP PSNU Pagar Nusa menyerukan kepada segenap masyarakat Jakarta, pada khususnya, dan warga Indonesia, pada umumnya, untuk belajar berdemokrasi secara sehat dengan selalu berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.