REPUBLIKA.CO.ID, DAKAR -- Ratusan pasukan Boko Haram dan keluarga mereka menyerahkan diri di Chad. Salah satu sumber dari PBB mengatakan hal ini menandakan kampanye untuk melawan Boko Haram sudah di jalur yang benar.
Kelompok teroris Boko Haram sudah membunuh dan menculik ratusan orang di Negeria. Tapi sejak tahun lalu, kekuatan militer mereka makin menurun karena tekanan dari militer.
Para pengamat keamanan melihat kemungkinan pasukan Boko Haram akan menyerahkan daerah kekuasaan mereka. Sebelumnya belum pernah ada pembelotan pasukan Boko Haram sebesar ini.
"Mereka menyerah kepada pasukan kami di garis depan sungai Chad," kata Kolonel Mohammad Dole, Kepala informasi dan publikasi militer untuk Pasukan Gabungan atau Multinational Joint Task Force (MNJTF) yang bermarkas di N'Djamena, ibukota Chad, Sabtu (12/11).
Dole mengatakan, mereka menyerah karena operasi bersenjata MNJTF. Kelompok-kelompok Boko Haram menyerahkan diri sejak September dan terus meningkat. Dole menambahkan saat ini ada sekitar 240 pasukan Boko Haram yang sudah ditahan di Chad bersama keluarga mereka.
MNJTF bersama pasukan militer Chad, Nigeria dan Kamerun diberi pelatihan dan logistik dari Amerika Serikat. Mereka meluncurkan operasi bersenjata melawan Boko Haram sejak Juli lalu.
Pasukan gabungan ini akan terus melakukan patroli di danau Chad. Salah satu daerah paling miskin di dunia yang sering disambangi pasukan Boko Haram dengan menggunakan kano. Sekitar 2,6 juta orang telah mengungsi dari danau Chad.
Ryan Cumming, direktur konsultan keamanan Signal Risk mengatakan ada kemungkinan pasukan Boko Haram merebut kembali danau Chad. Terlebih daerah tersebut menjadi daerah rekruitmen mereka. "Kehadiran mereka di Chad lebih pada rekruitmen dan sumber daya. Serangan terhadap negara itu tidak lebih sekadar hukuman," katanya.