Senin 21 Nov 2016 18:30 WIB

Masjid Raya Al-Mashun Medan Tetap Megah

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Pekerja melakukan proses perbaikan salah satu atap Masjid Raya Al Mashun, Medan, Sumatera Utara, Selasa(29/3).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Pekerja melakukan proses perbaikan salah satu atap Masjid Raya Al Mashun, Medan, Sumatera Utara, Selasa(29/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tak lekang ditelan zaman. Itulah kesan sepintas ketika memandang Masjid Raya Al Mashun yang berdiri kokoh di Jl Sisingamangaraja, Medan, Sumatra Utara.

Meski di kanan-kirinya sudah mulai berdiri bangunan modern pencakar langit, masjid yang berada di selatan Kota Medan itu, tetap menunjukkan kemegahannya. Padahal, sisa kejayaan kerajaan Sultan Deli itu dibangun 21 Agustus 1906 lalu atau lebih 100 tahun lalu.

Siapa pun akan tertegun saat memasuki masjid Raya Al-Mashun, Medan, ini. Dari pintu gerbangnya yang menghadap ke timur, seseorang sudah disuguhi dengan sejumlah ornamen-ornamen dan ukiran-ukiran (relief) yang sangat indah.

Keberadaan pintu gerbang ini seolah mengisyaratkan agar setiap pengunjung yang akan memasuki masjid, hendaknya senantiasa menyucikan diri. Beberapa meter kemudian, setelah melewati lapangan terbuka, pengunjung akan digiring ke pintu utama masjid yang ditandai dengan sejumlah tangga berundak.

Imajinasi pun seolah melayang jauh ketika masjid itu mulai digunakan shalat pertama kali pada 10 September 1909, oleh petinggi Kesultanan Deli, termasuk Sultan Serdang, Sultan Langkat, dan pembesar kerajaan lainnya.

Tatapan mata akhirnya mengarah kepada bangunan masjid yang ternyata terbagi menjadi tiga bagian, yakni ruang utama, tempat wudhu, dan gerbang masuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement