Kamis 24 Nov 2016 11:32 WIB

Mendagri Minta Gubernur Jaga Stabilitas Politik Jelang Pilkada

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Angga Indrawan
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberikan keterangan pers usai memberikan pengarahan dalam acara Rakernis Fungsi Intelkam TA 2016 di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberikan keterangan pers usai memberikan pengarahan dalam acara Rakernis Fungsi Intelkam TA 2016 di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta para gubernur untuk turut mewaspadai beberapa hal yang rawan terjadi di daerahnya yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2017. Ada empat poin yang perlu diwaspadai para gubernur daerah Pilkada 2017.

Tjahjo mengatakan, pertama yakni faktor gangguan alam seperti cuaca buruk, gunung meletus, gempa bumi, dan banjir. Kedua, lanjut dia, mereka juga harus memperhatikan faktor keamanan, dari sisi penyalahgunaan senjata api ataupun bahan peledak.

Ketiga, yakni faktor politik hukum berupa permasalahan daftar pemilih tetap (DPT). Keempat, faktor lain berupa distribusi logistik yang terhambat, rendahnya partisipasi, dan netralitas penyelenggara.

"Juga kemungkinan adanya intervensi asing yang merugikan negara kepentingan Indonesia secara politik dan keamanan," tutur dia dalam forum rapat kerja gubernur se-Indonesia di kantor Kemendagri, Kamis (24/11).

Tjahjo juga menginstruksikan kepada para gubernur untuk berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk mendeteksi dini lewat pemetaan potensi instabilitas yang memengaruhi dinamika politik lokal dan pemanfaatan modal sosial.

Selain itu, langkah itu juga sebagai upaya menjaga stabilitas politik dalam negeri menjelang Pilkada Serentak 2017. "Gubernur harus mampu meredam potensi instabilitas dan memelihara kondisi damai dengan memerhatikan aspirasi masyarakat, dan pelayanan publik yang baik," ujar dia.

Tak hanya itu, gubernur juga harus mengintensifkan dialog antar kelompok masyarakat dan menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Upaya ini perlu diperkuat lagi dengan mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement