Sabtu 17 Dec 2016 13:09 WIB

Koperasi Syariah 212 Muncul di Tengah Terpuruknya Kondisi Koperasi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ani Nursalikah
Aktivitas koperasi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/9).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas koperasi di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Muhammad Syukri prihatin dengan kondisi koperasi di Indonesia. Pasalnya, keberadaan koperasi sebagai soko guru perekonomian Tanah Air belum terwujud.

Dia menyebut tokoh bangsa Mohammad Hatta telah bersusah payah merumuskan sebuah ekonomi konstitusi yang dapat dijalankan untuk menyejahterakan rakyat. Namun sejak pemerintahan Presiden pertama Sukarno hingga saat ini ekonomi yang disyaratkan oleh konstitusi tersebut tidak berjalan.

"Indonesia telah merdeka dari sisi politik dan hukum, tapi dari sisi ekonomi belum," ujarnya saat menghadiri Musyawarah Pembentukan Koperasi Syariah Dua Satu Dua di Jakarta, Sabtu (17/12).

Dalam konstitusi, ekonomi Indonesia telah diatur dan disusun di pasal 33 UUD Negara Republik Indonesia 1945. Sayangnya, kata dia, saat ini sistem ekonomi Indonesia seolah dibiarkan saja dan tidak diatur. Syukri pun heran negara-negara yang sering dicap sebagai kapitalis ternyata lebih taat pada konstitusi.

Baca: Habib Rizieq Jadi Pengawas Koperasi Syariah Dua Satu Dua

Dia mengatakan beberapa negara sejahtera justru mereka yang menghidupkan koperasinya, misalnya Denmark, Swedia, Norwegia. Di negara-negara tersebut, sembilan dari 10 orang merupakan anggota koperasi. Syukri mengatakan saat ada pertemuan International Cooperative Alliance (ICA), perwakilan ketiga negara tersebut bertanya padanya.

Mereka terheran mengapa produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah dan masih tergolong miskin. "Padahal konstitusi di dunia ini yang paling lengkap mengatur ya Indonesia. Di negara-negara itu tidak ada, tapi karena mereka konsisten, kehidupan mereka lebih sejahtera dari Indonesia," ujar Ketua Umum Induk Koperasi Pondok Pesantren ini.

Namun dia bersyukur di tengah keprihatinan akan kondisi koperasi saat ini ada angin segar terhadap nasib koperasi di Indonesia, yakni adanya pembentukan Koperasi Syariah Dua Satu Dua. Syukri pun diajak menjadi salah satu pengawasnya oleh penggagas Eka Gumilar (Ketua Barisan Putra Putri Indonesia atau BARA).

"Beliau bertanya, bisa tidak kita manfaatkan momentum umat Islam di Indonesia (212) untuk bangkit dan dibangunkan dari tidurnya," kata Syukri. Dia pun setuju selama sesuai dengan harapan umat dan ajaran Rasulullah SAW.

Dia mengatakan, saat ini ada beberapa koperasi yang sangat sukses, yakni Koperasi Syariah BMT UGT Sidogiri yang asetnya sudah mencapai angka triliunan. Koperasi Syariah Dua Satu Dua akan mengenakan simpanan pokok (sekali seumur hidup) Rp 212 ribu dan simpanan wajib (setiap bulan) Rp 21.200 kepada para anggotanya. Modalnya sendiri yakni Rp 21,2 miliar.

Dewan pengawas koperasi terdiri dari Habib Rizieq Shihab, Bachtiar Nasir, Zaitun Rasmin, Syafii Antonio, dan Muhammad Syukri. Sedangkan ketua koperasi adalah Eka Gumilar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement