REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kepolisian Turki menahan seorang pria tak dikenal yang melepaskan tembakan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Turki, Selasa (20/12). Penembakan dilakukan beberapa jam setelah Duta Besar Rusia Andrei Karlov terbunuh di Ankara.
Pria tersebut mengeluarkan senapan pompa yang disembunyikan di mantelnya. Ia melepaskan sekitar delapan tembakan ke udara sebelum penjaga keamanan kedutaan menangkapnya.
Tidak ada yang terluka dalam insiden baru itu. Kedutaan Besar AS mengumumkan kantor di Ankara, Istanbul, dan Adana menutup aktivitas operasional sementara.
Kedutaan Besar AS terletak tepat di seberang jalan gedung pameran seni yang menjadi lokasi terbunuhnya Dubes Karlov. Belum diketahui apakah dua insiden itu memiliki keterkaitan.
Para pemimpin Turki dan Rusia menyatakan serangan itu adalah upaya mengganggu perbaikan hubungan kedua negara. Keduanya juga memiliki ketegangan dalam perang sipil di Suriah.
Seorang fotografer Associated Press yang hadir di gedung pameran seni, sempat mengabadikan insiden penembakan Karlov. Pelaku mengenakan setelan jas dan dasi, serta melepaskan tembakan sebanyak delapan kali dari jarak dekat.
Pelaku diidentifikasi bernama Mevlut Mert Altintas, anggota skuad polisi antihuru-hara Ankara berusia 22 tahun. Ia kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Polisi juga menahan enam orang yang memiliki hubungan dengan Altintas untuk dimintai keterangan. Mereka termasuk orang tua, adik, dua kerabat, dan teman sekamarnya di Ankara.