Jumat 30 Dec 2016 04:41 WIB

Perbankan Syariah Masih Terkendala Aset untuk Pembiayaan Infrastruktur

Rep: rizky jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Bank Syariah
Bank Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi syariah Universitas Indonesia Niken Iwani Surya Putri mengatakan, perbankan syariah harus mengambil peluang untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur. Sebab, saat ini pemerintah sedang gencar untuk melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia.

Beberapa bank syariah memang sudah mulai masuk ke pembiayaan infrastruktur, namun masih dalam skala kecil dengan skema sindikasi. Niken mengatakan, aset perbankan syariah masih kecil sehingga memang mengkhawatirkan dari sisi risiko apabila mereka masuk ke pembiayaan infrastruktur skala besar.

"Kendala bank syariah untuk masuk ke infrastruktur besar adalah aset, dan sindikasi juga belum bisa terlalu banyak sehingga untuk lebih mudah lewat penerbitan sukuk," ujar Niken kepada Republika, Kamis (29/12).

Niken mengatakan, sukuk memang menjadi salah satu instrumen alternatif pembiayaan syariah untuk membangun infrastruktur. Namun, sukuk untuk infrastruktur diterbitkan oleh pemerintah sehingga peran perbankan syariah dalam pembangunan infrastruktur masih belum besar.

Sementara itu, konversi dan spin off unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah tidak bisa langsung memperbesar porsi dukungan perbankan syariah dalam pembangunan infrastruktur. "Begitu spin off harus tunggu dulu, jangan langsung digeber untuk masuk ke pembiayaan infrastruktur," kata Niken.

Menurut Niken, setelah spin off UUS akan mulai belajar untuk mandiri dan tidak bergantung lagi kepada induk. Oleh karena itu, jangan langsung dibebankan dengan ekspektasi tinggi karena mereka membutuhkan waktu untuk berjalan secara mandiri terlebih dahulu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement