REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta Dinas Pendidikan juga menyiapkan pembangunan unit sekolah baru untuk SMA/SMK. Pasalnya masih ada 70 kecamatan di Jawa Barat yang belum memiliki SMA/SMK di wilayahna. Gubernur menyebutkan saat melakukan kunjungan ke Tarogong, Kabupaten Garut baru mengetahui ada sebuah desa di atas bukit yang tidak memiliki sekolah menengah. Padahal terdapat hampir 50 kk di wilayah tersebut.
"Ada sekitar 70 kecamatan yang belum memiliki SMA/SMK negeri. Kebanyakan di kawasan kecil dan pelosok. Saya ke Tarogong, di sana ada desa di atas bukit yang mana kalau mau sekolah harus turun bukit naik ojek sekali Rp 50 ribu. Ada cuma sekolah dasar (SD)," kata Heryawan saat memberikan arahan kepada pengawas sekolah di Gedung Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat, Kamis (12/1).
Karenanya, Gubernur mendorong setelah alih kelola SMA maka perlu dibangunnya sekolah baru di kecamatan-kecamatan yang belum memiliki SMA. Pemprov akan membangun SMK ataupun pesantren guna memenuhi kebutuhan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan kebanyakan kecamatan yang belum memiliki sekolah adalah wilayah-wilayah pelosok. Yakni sekitar Garut, Cianjur, dan Sukabumi. Hadadi menyebut tahun ini ditargetkan ada satu unit sekolah baru yang bisa dibangun. Mengingat besarnya biaya pembangunan sekolah baru.
"Banyak hal yang buat belum ada sekolah. Guru kurang, murid juga sedikit. Akses sulit dan macam-macam," ujar Hadadi.
Apalagi, ujarnya, Disdik Jawa Barat baru mendapatkan amanah pengelolaan SMA. Karenanya tahun awal masih memfokuskan pada penataan alih kelola tersebut terutama dari aspek kepegawaian. Ia mengatakan tahun 2016 Pemprov Jabar telah membangun sembilan unit sekolah baru. Sehingga 2017 akan melanjutkan pembangunan sekolah tersebut yang belum selesai.
"Satu unit sekolah baru itu sekitar lima milyar pembangunannya. Belum pengadaan lahan. Kita lihat anggarannya paling satu unit yang bisa dibangun. Karena sekarang lebih banyak digunakan untuk gaji digunakan untuk tunjangan. Ini tahun pertama alih kelola target pertama kami alih kelola SMA/SMK sukses dulu," ujar Hadadi.