Kamis 19 Jan 2017 14:23 WIB

Api Masih Berkobar, Penyebab Kebakaran Pasar Senen Belum Jelas

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
 Suasana kebakaran bangunan Blok I dan Blok II yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (19/1).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana kebakaran bangunan Blok I dan Blok II yang terbakar di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hebat terjadi di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/1) sejak dini hari tadi. Hingga siang ini api masih berkobar meruntuhkan bangunan.

Kadi Ops Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Pusat, Muchtar Zakaria mengatakan bahwa sampai saat ini tim investigasi belum dapat memastikan penyebab terbakarnya pasar tersebut.

"Belum bisa kita pastikan (penyebabnya), karena kita masih proses penanganan dulu," ujar Muchtar saat dikonfirmasi Republika.co.id.

Ada dugaan kebakaran tersebut disebabkan lantaran ledakan travo dan korsleting listrik. Namun, pihaknya belum dapat memastikan informasi yang berkembang tersebut.

"Kita belum dapat informasi juga, yang jelas dari tim investigasi kita juga belum mengarah ke sana (travo dan listrik)," ucap dia.

Ia mengatakan, saat ini dia dan anak buahnya masih di lokasi untuk memadamkan api yang masih berkobar. "Kita masih diserang terus sama api nih. Masih berkobar.Jadi kita masih fokus ke pemadaman dulu," kata dia.

Kebakaran hebat terjadi di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/1) dini hari. Kebakaran tersebut dimulai dengan api yang timbul dari lantai satu, kemudian api merambat ke lantai di atasnya hingga ke lantai tiga. Ratusan kios terbakar hangus sudah.

Kabid Humas Polda Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut polisi masih menunggu pihak laboratorium forensik. "Kebakaran itu nanti menunggu labfor dulu, yang penting hari ini menyelamatkan jiwa yang ada di situ dan harta benda yang ada," ujar Argo di sela rekontruksi perampokan Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement