REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Saat ini para nasabah baik kalangan leader (perekrut) maupun kalangan downline (pengikut) sedang deg-degan menunggu kepastian dana yang di investasikan di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Mandiri Group. Pengelola Pandawa berjanji akan mengembalikan dana nasabahnya selambatnya 1 Februari 2017.
Terkait batas waktu pengembalian dana simpanan ribuan nasabah Pandawa Mandiri Group yang beralamat di Jalan Raya Limo, Depok, itu cukup banyak membuat ribuan nasabah ketar-ketir. Lantaran, apakah Salman Nuryanto sekaligus penanggungjawab KSP Pandawa Mandiri Group bakal menepati janji yang dikemukakannya di hadapan ketua Satgas Waspada Investasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2016 silam.
"Mudah-mudahan besok, Rabu, (1/2), Salman Nuryanto akan menepati janjinya mengembalikan uang yang ternyata diduga berkisar mencapai kutang lebih Rp 3 triliun. Harapan kami sih, tentu sangat membutuhkan uang kami kembali," ujar salah satu nasabah Pandawa, Bambang, Selasa (31/1).
Salah satu nasabah lainnya, Norman mengaku pesimistis Salman Nuryanto dan pengurus KSP Pandawa Mandiri Group bakal menepati janjinya mengembalikan seluruh uang nasabah. Pasalnya, sejauh ini belum ada tanda-tanda pihak Salman Nuryanto dan jajaran pengurus KSP Pandawa Mandiri Group punya niat baik akan mengembalikan uang yang diinvestasikan ribuan nasabah di Jabodetabek dan diluar Jabodetabek.
"Saya kok ragu Salman Nuryanto dengan pengurus KSP Pandawa akan menepati janjinya, karena sampai hari ini kami belum dikonfirmasi terkait kejelasan bakal dicairkannya uang simpanan saya," ungkap Norman.
Diutarakan Norman, saat ini ada ratusan nasabah sudah berkumpul dan berencana menginap di Kantor KSP Pandawa Group untuk menagih janji uang yang diinvestasikan dapat dikembalikan. "Saya tak tahu apa yang akan terjadi, jika dana yang diinvestasikan ternyata tak dikembalikan, ada kemungkinan sih terjadi rusuh," tuturnya.
Pemerhati sosial ekonomi Kota Depok, Anwar Sanusi juga meragukan KSP Pandawa Mandiri Group bakal mengembalikan seluruh dana simpanan nasabah pada 1 Februari 2017. Selain jumlah dana milik ribuan nasabah itu cukup besar, mencapai triliunan miliar rupiah, sejauh ini tidak ada koordinasi antara pihak KSP Pandawa dengan para leader dan nasabah terkait rencana pencairan itu.
"Jika pimpinan KSP Pandawa memiliki niat baik untuk mengembalikan uang nasabah pada 1 Februari 2017, maka tidak mungkin ada kisruh di jajaran leader dan downline. Faktanya justru belum lama ini para leader melaporkan Salman Nuryanto selaku pimpinan KSP Pandawa, itu artinya tidak ada lagi komunikasi antara pimpinan KSP Pandawa dengan para leader yang notabene merupakan ujung tombak KSP Pandawa Group dalam rekrutmen nasabah baru yakni para downline," papar Sanusi.
Selain itu kaburnya Salman Nuryanto dari kediamannya di perumahan Palem Ganda Asri, Kelurahan Meruyung juga mengindikasikan niat tidak baik dari pendiri KSP Pandawa. Walhasil, Rabu 1 Februari 2017 merupakan bom waktu bagi KSP Pandawa yang bisa saja meledak jika para nasabah tidak juga menerima pengembalian uangnya.
"Ini bom waktu yang bisa saja meledak jika pimpinan KSP Pandawa tidak menepati janjinya mengembalikan uang nasabah. Kemungkinan akan terjadi kekisruhan," pungkas Sanusi.