REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Barat ( NTB) mengecam keras sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap melecehkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin. Pelecehan itu dilakukan ketika Kiai Ma'ruf memberikan kesaksiannya di pengadilan kasus penodaan agama, Selasa, awal pekan ini.
"Seluruh kaum Muslimin, apalagi NU, saya kira sepakat itu masuk perbuatan yang kasar, dan kurang baik. Yang disampaikan Ahok itu namanya su'ul adab," kata Ketua PWNU NTB Tuan Guru Haji (TGH) Ahmad Taqiyudin Masyur kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Jumat (3/2).
Dia menjelaskan, sikap Ahok dan tim pengacaranya merupakan tindakan yang su'ul adab atau perangai yang buruk. Ahok dan tim pengacaranya berperilaku tidak etis dan tidak bisa menempatkan diri dengan siapa berbicara.
'(KH Ma'ruf Amin) itu Rais Aam, bukan anak kecil, mereka harus bisa menempatkan diri dengan siapa dan bagaimana berbicara," katanya.
Ia menilai, KH Ma'ruf Amin telah menunjukan sikap luar biasa dengan datang ke pengadilan, kemudian juga memaafkan Ahok. "Beliau hanya diminta kesaksiannya, (Ahok) tidak boleh kita emosi apalagi kurang ajar," tegas dia.
Ia mengapresiasi permohonan maaf Ahok, namun harus ditindaklanjuti agar tidak memancing amarah umat Islam. Dia mengimbau, masyarakat khususnya umat Muslim di NTB tetap tenang dan tidak terprovokasi. "Mudah-mudahan masyarakat tidak terpancing dan tetap tenang," katanya menambahkan.