Rabu 15 Feb 2017 10:18 WIB

PDIP Prihatin SBY Selalu Sebut Nama Presiden dalam Polemiknya

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden ke-6 RI Susilo bambang Yudhoyono (SBY) menggelar jumpa pers terkait tudingan Antasari Azhar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Selasa (14/2).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Presiden ke-6 RI Susilo bambang Yudhoyono (SBY) menggelar jumpa pers terkait tudingan Antasari Azhar di kediamannya, Kuningan, Jakarta, Selasa (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Sekertaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merasa geram dengan ucapan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kerap menyangkutpautkan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam persoalan yang dialaminya akhir-akhir ini. Padahal, semua permasalah yang dialami SBY tidak ada kaitannya dengan Presiden sekarang.

Hasto menyebut, seharusnya tidak semua polemik yang dialami SBY dikait-kaitkan terus dengan Pemerintahan saat ini, terutama mencatut nama Presiden. Bahkan omongan SBY terkesan langsung diarahkan kepada Jokowi.

"‎Kami prihatin, sebagai seorang pemimpin (SBY) seharusnya bisa mengedepankan hal-hal yang baik," kata Hasto ditemui di kediaman Megawati, Rabu (15/2).

Menurut dia, ungkapan SBY yang menyebut grasi Antasari Azhar merupakan langkah politik, dianggap tidak relevan. Sebab, pembebasan ketua KPK zaman SBY telah mendapat pertimbangan dari Mahkamah Agung (MA)‎. Jika hal ini disebut sebagai politisasi maka grasi yang diberikan SBY untuk terpidana narkoba kelas kakap asal Australia Schapelle Corby‎ juga bisa dianggap sebagai langkah politik.