REPUBLIKA.CO.ID, MACAU -- Keluarga Kim Jong-nam, saudara seayah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang tewas di Malaysia, tidak dapat ditemui di dua rumah mereka di Macau. Seorang wartawan surat kabar Chosun Ilbo dari Seoul mengatakan tidak ada tanda kehidupan saat ia mendatangi sebuah apartemen delapan lantai dan sebuah kondominium di old quarter Macau, pada Rabu (15/2).
Kim Jong-nam pindah ke kondominium Macau dengan keluarganya pada 2008. Kondominium tersebut hanya berjarak lima menit dari sebuah sekolah internasional tempat anak-anaknya menimba ilmu.
Namun, keluarga Kim pindah pada 2011 lalu, setelah lokasi kediamannya diketahui oleh banyak warga Korea Selatan. Hal itu terjadi setelah anak laki-lakinya, Han Sol, membawa pacarnya, warga Korea Selatan, untuk mengunjungi kondominium Kim.
"Saya mencoba menelepon istri Jong Nam setelah melihat tentang pembunuhan itu dalam berita ... tapi ponselnya dimatikan. Mereka mungkin telah memiliki rencana jika ada sesuatu hal buruk yang terjadi padanya," kata seorang teman keluarga Kim, dikutip Strait Times.
Kim Jong-nam menetap di Macau pada 2002 dengan visa pengunjung dan kemudian mendapat kewarganegaraan. Sebelum kematian ayahnya, Kim Jong Il pada Desember 2011, ia banyak melakukan perjalanan seluruh Asia Tenggara dan Eropa. Ketika ayahnya menderita stroke pada Agustus 2008, ia terbang ke Prancis dan membawa ahli saraf ke Pyongyang.
Ia menjadi sosok yang tertutup setelah saudaranya sekaligus pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengeksekusi paman mereka, Jang Song Taek, pada Desember 2013. Ia membatasi perjalanannya ke luar negeri karena tidak lagi mendapat uang saku dari paman Jang.
"Dia tumbuh tertekan setelah Jang dieksekusi dan sering mengatakan 'hidup ini begitu menyedihkan' dan menyatakan kecemasannya mengenai bagaimana pamannya tewas," ujar seorang teman keluarga Kim.