REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menyampaikan kekhawatiran dengan semakin meningkatnya kepopuleran Partai One Nation pimpinan Pauline Hanson, dengan kebijakan anti-Islam di Australia.Kekhawatiran ini disampaikan menjelang kunjungan Presiden Jokowi ke Sydney akhir pekan ini.
Ketika ditanya mengenai kepopuleran One Nation, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Armanatha Nasir mengatakan sikap radikal merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi kedua negara.
"Saya kira ini menjadi kekhawatiran bagi negara mana saja," kata Armanatha Nasir.
"Ini menjadi kekhawatiran bagi Indonesia ketika hal itu terjadi di Indonesia. Saya yakin itu juga menjadi kekhawatiran bagi Australia bila itu terjadi di Australia," tambahnya.
"Penting sekali bagi Indonesia dan Australia meningkatkan kontak antarwarga sehingga mereka bisa mendapatkan pemahaman lebih baik misalnya mengenai nilai-nilai Islam," katanya.
"Di sinilah letak kerja sama dan akan terus dilanjutkan untuk berbagi budaya, budaya Islam, karena seperti juga terlihat di Indonesia, Islam bisa hidup berdampingan dengan kehidupan dunia modern, dengan demokrasi, dengan agama lain," papar Armanatha Nasir.
"Ini adalah nilai dan budaya yang ingin kami kembangkan bersama dengan Australia," katanya.
Presiden Jokowi akan tiba di Sydney, Sabtu (25/2) untuk mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull. Presiden RI juga dijadwalkan bertemu dengan warga Indonesia pada Ahad.
Sebelumnya, rencana perjalanan Presiden Jokowi ke Australia tahun lalu dibatalkan karena adanya berbagai aksi di Jakarta berkenaan dengan kasus penistaan agama terhadap Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Diterjemahkan pukul 10:45 AEST 24/2/2017 oleh Sastra Wijaya dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini