REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Tasdi mengakui pemberantasan judi toto gelap (togel) ternyata tidak semudah seperti yang dibayangan. Meski Bupati telah berkirim surat ke Polres Purbalingga meminta judi togel diberantas, namun kenyataannya judi tersebut masih saja marak di wilayahnya.
"Masalah maraknya judi togel, memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Memberantas judi togel, tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Tapi harus menjadi gerakan bersama masyarakat," katanya, Sabtu (26/2).
Ketua Majelis Agama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga Abror Musodiq, sebelumnya juga menilai peredaran togel di Purbalingga sudah sangat meresahkan. Bahkan masyarakat yang tinggal di dekat masjid, saat ini banyak yang tanpa sungkan memperbincangkan dan mengajak untuk membeli togel.
"Kami sungguh merasa prihatin dengan kondisi ini. Untuk itu, saya meminta agar Bupati menggunakan kekuasannya untuk mengentikan togel di Purbalingga," kata dia berharap.
Menanggapi hal itu, Tasdi mengaku upaya yang dilakukannya untuk mengatasi masalah peredaran judi togel sudah tidak kurang. Selain mengirimkan surat pada Polres Purbalingga, dia juga sudah mengeluarkan surat edaran pada pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala Desa (kades), terkait masalah pelarangan togel.
Selain meminta aparatur tidak ikut-ikutan membeli kupon togel, juga mereka diminta untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar tidak membeli kupon togel. "Harus ada gerakan untuk memberantas togel. Jangan hanya Pemkab yang bergerak, namun yang lain mbekingi. Itu tidak bisa. Seperti miras, kita gencar memberantas yang lain malah membekingi (melindungi). Kalau begini terus, tidak akan pernah selesai," ucap dia.
Untuk itu, dalam kegiatan Gebrak Gotong Royong di Desa Kutawis Kecamatan Bukateja, Sabtu (25/2), Tasdi juga meminta masyarakat agar menjauhi togel, karena hal tersebut merupakan bentuk perjudian yang dilarang agama. Saat dilaksanakan doa bersama pendopo Setda Purbalingga dengan para ulama, Tasdi juga mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya praktik judi togel di wilayahnya. Berdasarkan informasi yang dia peroleh, bandar judi togel yang kuponnya beredar di Purbalingga, ternyata ada di Semarang.
"Hal ini juga menjadi kendala kita dalam upaya memberantas togel di Purbalingga," katanya. Menurutnya, Pemkab Purbalingga, tidak memiliki kemampuan menghentikan kegiatan bandar yang ada di Semarang.
Untuk itu, kata Tasdi, yang bisa dilakukan pihaknya hanya sebatas memberi edukasi pada masyarakat agar tidak terlibat dalam praktik judi togel. Untuk itu, dia mengaku menyelanggarakan berbagai program kegiatan keagamaan seperti Shalat Subuh berjamaah keliling di setiap desa, yang antara lain tujuannya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat.
Dia juga meminta para ulama untuk terus menerus memberikan pencerahan pada masyarakat, agar menjauhi togel karena masuk kategori judi. "Kalau keimanan masyarakat makin kuat, insya Allah mereka akan menjauhi semua hal yang berbau maksiat," katanya.
Selain masalah judi, Tasdi juga mengaku sudah mengeluarkan dua kebijakan dalam rangka meningkatkan kehidupan keberagamaan masyarakat. Antara lain, kebijakan mengenai moratorium peternakan babi dan pemberantasan minuman beralkohol dengan mengetes ASN Purbalingga melalui tes urin.