REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank UOB Indonesia mengumumkan program 'The FinLab' pada Jumat, (10/3). Program itu nantinya mendukung pertumbuhan berbagai perusahaan baru di sektor financial technology (fintech) di Indonesia.
The Finlab merupakan program akselerasi yang didirikan oleh induk perusahaan UOB Indonesia yaitu United Overseas Bank (UOB), bersama SGInnovate, yang dikenal dengan Infocomm Investments Pte Ltd. Tahun ini kedua kalinya The Finlab menggelar rekruitmen bagi beberapa perusahaan di sektor fintech Indonesia. Sebelumnya pada 2016, rekruitmen serupa diadakan di Vietnam, Malaysia, serta negara lainnya di Asia Tenggara.
Presiden Direktur UOB Indonesia Kevin Lam mengatakan, program ini bertujuan menemukan beragam ide kreatif dari komunitas fintech yang berpotensi menghadirkan layanan perbankan sesuai kebutuhan nasabah. "Kami yakin bahwa memberikan bimbingam dan dukungan terhadap sebuah bisnis akan membantu mereka mendapatkan hasil optimal," ujarnya melalui siaran pers, Jumat, (10/3).
Ia menambahkan, The FinLab menawarkan suasana yang dapat membantu mereka mentransformasikan inovasi teknologi menjadi layanan keuangan masa depan. Di waktu yang sama The FinLab juga akan membantu pelaku fintech untuk mempercepat pertumbuhan bisnis, sehingga dapat menjadi perusahaan handal sekaligus memimpin pasar.
Kevin menyatakan, sepuluh perusahaan fintech terpilih pada program ini berhak menerima hampir Rp 4,1 miliar berbentuk uang tunai serta berbagai tunjangan. Di antaranya terdiri dari Rp 284 juta dalam bentuk uang tunai sebagai modal kerja, Rp 3,78 miliar berbentuk kredit perangkat lunak yang disponsori para mitra The FinLab, serta Rp 66,2 juta dalam bentuk penyediaan ruang kerja.
Para perusahaan tersebut akan dibimbing pula oleh ahli institusi keuangan dan wirausahawan terkemuka, termasuk ahli software, manajer produk, dan bankir senior UOB. Setelah selesai mengikuti program akselerasi, beberapa perusahaan fintech berkesempatan berinvestasi dengan investor potensial untuk mengemukakan ide bisnisnya supaya mendapat pendanaan.
Perusahaan fintech yang berminat mengikuti program akselerasi fintech diharapkan minimal sudah membuat model layanan finansial di bidang pembayaran, wealth management, customer experience management, big data analytics, mobility solutions atau small and medium sized enterprise banking. "Di Indonesia, aplikasi-aplikasi yang ditawarkan oleh perusahaan rintisan di sektor fintech dapat mengisi kekosongan layanan keuangan yang tidak dapat diberikan oleh industri perbankan," ujar Kevin.
Managing Director The FinLab Felix Tan menambahkan, ingin membantu fintech tumbuh jangka panjang. “Kami ingin membantu perusahaan perusahaan startup tumbuh. Untuk mencapai hal tersebut, mereka membutuhkan sikap benar, kesempatan, jaringan yang kuat, serta hubungan baik dengan berbagai pihak yang dibutuhkan," tuturnya.
Dalam proses seleksi tersebut, perusahaan-perusahaan fintech akan memaparkan berbagai ide mereka di hadapan para investor dengan lebih jelas dan percaya diri. Kedunya merupakan hal penting dalam menarik perhatian para investor.
Wirausaha dan perusahaan-perusahan rintisan fintech dapat mengajukan aplikasi untuk mengikuti program The FinLab dengan berkunjung ke www.TheFinLab.com. Masa pengajuan aplikasi akan ditutup pada 17 Maret 2017, lalu program akan mulai pada Mei 2017.
Puncak acara atau disebut 'Demo Day' dijadwalkan dilaksanakan pada kuartal ketiga tahun ini. Pada Demo Day, berbagai perusahaan terbaik akan berkompetisi untuk menarik perhatian para investor.