REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Eternit kantor Inspektorat Kota Cirebon, ambruk, Selasa (14/3) sekitar pukul 11.00 WIB. Akibat peristiwa itu, tujuh orang pejabat umum (staf) di instansi tersebut terluka.
Eternit yang ambruk itu terjadi di Ruang Perencanaan dan Keuangan saat para pegawainya sedang bekerja. Akibatnya, tujuh orang pegawai yang ada di ruangan tersebut tak bisa menghindar saat eternit itu tiba-tiba ambruk menimpa mereka.
Tak hanya menimpa sejumlah pegawai, eternit yang ambruk juga menimpa sejumlah inventaris kantor seperti perangkat komputer, meja, kursi, lemari, dan lainnya. Ruangan itupun menjadi berantakan.
"Suaranya terdengar gemuruh, seperti ada gempa," ujar petugas keamanan kantor Inspektorat Kota Cirebon, Abdul Wahid.
Abdul Wahid mengatakan, sejumlah staf yang terluka lantas dievakuasi ke ruangan lain yang berada di lantai satu. Mereka hanya mengalami luka ringan sehingga tak sampai harus dievakuasi ke rumah sakit.
Kepala Inspektorat Kota Cirebon, Eko Sambudjo, yang ditemui usai kejadian membenarkan adanya tujuh korban luka akibat insiden itu. Mereka masing-masing tiga orang pejabat umum Perencanaan dan empat orang pejabat umum Keuangan.
"Mereka syok dan hanya luka ringan. Sudah ditangani oleh dokter dari Puskesmas Kejaksan yang datang ke kantor," terang Eko.
Eko mengatakan, sebelum kejadian, tak ada tanda-tanda yang menunjukkan eternit tersebut dalam kondisi lapuk ataupun retak. Karenanya, peristiwa tersebut sungguh di luar dugaan.
Ketika ditanyakan mengenai penyebab ambruknya eternit di salah salah satu ruangan di kantor yang dipimpinnya, Eko tidak bisa memastikannya. Namun, dia memperkirakan hal itu akibat adanya kesalahan teknis saat pemasangannya, yakni adanya ketidaksinkronan antara paku dan baja ringan yang menjadi rangka bangunan.
Tak hanya faktor teknis, Eko menyatakan, kejadian tersebut juga tak menutup kemungkinan akibat faktor alam. Pasalnya, sesaat sebelum kejadian, angin kencang sempat bertiup.
"Bisa juga karena faktor umur gedung ini yang sudah lebih dari sepuluh tahun," tutur Eko.
Setelah peristiwa itu, seluruh pegawai di ruang Perencanaan dan Keuangan diungsikan ke ruang rapat/aula. Begitu pula dengan Eko yang mengungsi ke ruangan lain karena ruang kerjanya tepat bersebelahan dengan ruang yang eternitnya ambruk tersebut.
Ambruknya eternit di kantor Inspketorat ternyata bukan yang pertama. Pada Februari 2017, kejadian serupa juga terjadi pada ruang rapat di kantor tersebut. Beruntung, tidak ada korban karena ruangan sedang dalam keadaan kosong.
Eko mengakui, kedua peristiwa tersebut menganggu aktivitas di kantor yang dikepalainya. Atas kejadian itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon untuk perbaikannya.
"Teknisnya ada di DPUPR, Inspektorat hanya penerima barang," kata Eko. Lilis Handayani