REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi berencana menerapkan teknologi aplikasi online pada ribuan angkutan kota (angkot). Rencana tersebut digulirkan untuk bisa membangkitkan gairah angkutan konvensional di tengah persaingan ketat dengan transportasi online.
"Kami berencana memberdayakan angkot yang sudah ada,’’ kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi, Abdul Rachman kepada wartawan selepas rapat mengenai keberadaan angkutan online di Kantor Dishub Kota Sukabumi, Rabu (22/3).
Caranya, Dishub bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) akan mengembangkan aplikasi khusus untuk angkot online. Penerapan teknologi online ini diharapkan membantu angkot konvensional yang terpuruk akibat keberadaan transportasi online seperti taksi maupun ojek online. Minimal, aplikasi angkot online ini bisa sedikit menyaingi keberadaan angkutan online. "Angkutan pribadi bisa, kenapa angkot tidak bisa,’’ kata dia.
Nantinya, pemkot akan mengundang pakar IT untuk membuat aplikasi khusus angkot online. Abdul menggambarkan, aplikasi angkot online ini akan memudahkan warga untuk menikmati layanan angkot. Misalnya, warga yang tinggal di daerah Kabandungan ingin ke pusat kota maka akan dilayani angkot dengan trayek yang ada di sekitarnya.
Selanjutnya ungkap Abdul, sopir angkot tersebut bisa segera mengetahui keberadaan penumpang hingga menjemnputnya ke rumah. Proses layanan ini terang dia masih dalam koridor trayek angkota tersebut. Rencana penerapan aplikasi ini secara bertahap akan disosialisasikan kepada sopir angkot.
Penerapannya akan diutamakan bagi trayek angkot yang berminat. Intinya, rencana penerapan aplikasi angkot online ini untuk membantu keberadaan angkot konvensional. Selain itu, masyarakat pun akan terbantu karena layanan angkot makin meningkat.
Humas Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Sukabumi, Dedi Sudarwadi mengatakan, para sopir angkot belum paham bentuk dari aplikasi online yang ditawarkan pemerintah. "Kalau aplikasi angkot online ini digulirkan maka ini yang pertama di daerah,’’ kata dia. Namun, sumber daya manusia (SDM) sopir angkot di Sukabumi berbeda-beda.
Data Organda menyebutkan, jumlah angkot di Sukabumi mencapai sekitar 2.000 unit untuk beberapa jurusan berbeda. Sementara sopir angkotnya dikalikan tiga dari 2.000 angkot menjadi 6.000 pengemudi. Oleh karena itu, Organda menunggu rencana yang matang dari pemkot mengenai aplikasi angkot online tersebut.
Di sisi lain, Dedi menerangkan, Organda tidak dalam posisi menolak atau menerima keberadaan angkutan online. Ia memita semua pihak agar duduk bersama membahas solusi permasalahan tersebut.