REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Keberadaan bank sampah ternyata efektif mengurangi volume sampah di Kota Depok. Keaktifan bank sampah yang menerima dan memilah sampah warga, membuat beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok makin berkurang.
"Kami memiliki 550 bank sampah yang potensi pengurangannya mencapai 20-30 persen, dan tidak hanya sampah anorganik saja, tapi juga termasuk sampah organik," ujar Kepala Bidang Kebersihan dan Kemitraan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Kusumo, Rabu (22/3).
Kusumo menyebutkan, untuk sampah organik saat ini sudah ada 185 RW yang sudah melaksanakan pengolahan sampah. Mereka terlibat langsung dalam Unit Pengolahan Sampah (UPS) yang ada di Depok. "Diharapkan ke depan ini bisa terus dikembangkan, karena ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat terhadap keberadaan sampah di Kota Depok," harapnya.
Menurut Kusumo, jkka jumlah bank sampah terus bertambah, maka akan semakin berkurang pula volume sampah ke TPA. Misalnya, dalam satu wilayah yang memiliki bank sampah bisa mengolah 30 persen sampah anorganik dan 50 persen sampah organik, maka di wilayah tersebut sudah ada 80 persen sampah yang berkurang dibuang ke TPA.
Saat ini, pihak DLHK juga sedang melakukan riset untuk penggunaan larva maggot di tiap bank sampah sebagai upaya pengolahan sampah organik. Kusumo menjelaskan, dari satu gram larva maggot bisa mengurai satu kg sampah organik dalam satu hari. Sementara usia maggot sendiri adalah 20 hari. Jika dalam 10 hari bisa menggunakan maggot, permasalahan sampah organik akan bisa terselesaikan dan tidak akan ada lagi pencemaran lingkungan.
"Maggot sudah kami uji coba di UPS Merdeka 2, UPS Sukatani dan UPS 4 TPA Cipayung dan hasilnya cukup baik. Diharapkan penggunaan maggot ini akan dikembangkan di setiap bank sampah di setiap RW," harap Kusumo.