Rabu 22 Mar 2017 21:06 WIB

Kementan: Pasokan Jagung tak Ada Masalah

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen jagung. ilustrasi
Foto: Antara/ Harviyan Perdana Putra
Petani memanen jagung. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Hari Priyono mengatakan, target produksi jagung tahun ini sebesar 30 juta ton mampu memenuhi kebutuhan nasional. Itu artinya, peternak maupun pengusaha pakan ternak tidak memiliki kendala. 

"Tidak menjadi masalah," katanya dalam Rapat Koordinasi Terpadu dengan Gabungan Pengusaha Makan Ternak (GPMT), Bulog, Kementerian Desa dan PDT, Asosiasi Peternak Layer Nasional dan TNI di gedung Kementan, Rabu (22/3). Rapat tersebut dilakukan dalam rangka mengajak pihak terkait untuk berkomitmen dan bersinergi meningkatkan upaya penanganan pasca panen Jagung.

Ia menambahkan, kebutuhan untuk tahun 2017 adalah sebesar 23 juta ton yanh terdiri dari konsumsi langsung, pabrik pakan, pakan lokal, benih/bibit dan industri pakan non lokal. 

Sayangnya, adanya gap pada bulan-bulan tertentu yaitu antara bulan saat panen (April - Mei) dan pada saat produksi kurang dari kebutuhan perusahaan pakan secara bulanan. 

Hal ini diperparah dengan kemampuan perusahaan ternak menyimpan stok selama dua bulan di gudang penyimpanan yang disebut silo. Pihaknya pun mendorong perusahaan meningkatkan daya serap untuk mengamankan stok.

Menurutnya, jumlah kebutuhan industri bersifat tetap yaitu 600 ribu ton per Bulan. Namun jumlah produksi sangat fluktuatif.

"Sehingga kita akan ada masalah apabila kapasitas silo tidak ditambah untuk 3-4 bulan," katanya.

Untuk itu Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto meminta perhitungan kembali berapa silo yang dibutuhkan dan dimana silo tersebut harus ditambah sesuai dengan kebutuhan. 

"Supaya nantinya produksi dan pengembangan perluasan tanam dapat kami arahkan ke wilayah yang ada silonya," kata dia. 

Silo dan pengering atau dryer merupakan infrastruktur pasca panen yang mampu menambah masa simpan suatu komoditas pertanian. 

Sementara itu, Direktur Pengadaan Perum Bulog Tri Wayudi Saleh mengatakan, tahun ini pihaknya akan membangun 11 unit d dryer dengan kapasitas 24.750 ton dan juga silo di beberapa tempat sentra produksi dengan kapasitas 125 ribu ton per bulan. 

"Namun kemungkinan belum dapat digunakan untuk menyerap produksi tahun ini," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement