REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Reserve Bank, bank sentral Australia telah memperkenalkan teknologi baru tahun ini, yang mendorong warganya tidak lagi gunakan uang cash atau tunai. Akhir tahun ini bank sentral Australia akan membuat sistem baru yang disebut New Payment Platform (NPP), sebuah cara baru dalam bertransaksi.
Lewat NPP ini, berarti uang dapat ditransfer seketika, dan tetap dapat dilakukan antara dua nasabah dari bank yang berbeda. Teknologi ini akan mendukung layanan dimana setiap bank dapat membuat layanan pembayaran berbeda untuk memuaskan nasabahnya.
Profesor Richard Holden, dari University of New South Wales telah mempelajari kebangkitan ekonomi elektronik. Ia mengatakan NPP akan membuat pembayaran elektronik menjadi sangat mudah.
"Transfer uang secara instan tanpa dibaya dapat dilakukan sangat mudah berapa pun jumlah atau jenisnya," katanya.
"Jadi Anda tidak akan perlu khawatir dengan membuat data penerima pembayaran di perbankan online dengan mengisi nomor rekening dan hal-hal lainnya."
"Ini akan menjadi sederhana, misalnya saya ingin membayar Anda 30 dolar AS saat ini juga dan saya tinggal isi alamat email atau nomor telepon Anda."
Di tahun 2014, 12 lembaga keuangan Australia mendaftar untuk menggunakan NPP, sebagai salah satu cara agar Australia dapat menyusul negara-negara lain yang sudah tidak lagi menggunakan pembayaran dengan uang cash.
Swedia menjadi negara pertama dengan ekonomi yang tak lagi gunakan pembayaran tunai di dunia. Dan baru bulan November lalu, India menghapus pecahan denominasi tertinggi mereka, sehingga menghilangkan 90 persen peredaran uang kertas mereka. Profesor Holden memperkirakan Australia bisa bebas dari uang tunai di awal 2020.
Laporan Westpac Cash Free di tahun 2015 juga memprediksi Australia akan bebas uang tunai di tahun 2022, karena semakin banyak nasabah yang menggunakan teknologi tap and pay atau tap and go. Dengan teknologi ini, mereka tinggal menunjukkan kartu mereka dan menempelkannya pada sensor untuk menyelesaikan pembayaran.
Tanpa uang tunai, pemerintah diuntungkan
Reserve Bank Australia menemukan penarikan uang tunai lewat mesin ATM memuncak di tahun 2009-2010. Kemudian terjadi penurunan sejak itu. Profesor Holden mengatakan ada keuntungan besar dari pembayaran tanpa uang tunai, terutama bagi pemerintah.
"Alasan untuk melakukan ini karena adanya penerimaan pajak yang hilang, sekitar 3,5 miliar hingga lima miliar dolar AS di Australia setiap tahunnya, akibat ekonomi tunai," katanya.
"[Ini seperti] mengatakan, 'saya mengerjakan sesuatu, kalau Anda bayar tunai maka biayanya $140, jika Anda ingin bukti pembayaran maka nilainya akan menjadi lebih, dan sebagainya."
"Ada banyak pendapatan pajak yang hilang bagi pemerintah saat $3, $4 atau $ 5 miliar menjadi uang nyata bagi pemerintah setiap tahunnya."
Keamanan tap and go
Kawasan food court bernama Spice Alley di pusat kota Sydney telah bergabung dengan tren yang berkembang di kalangan bisnis, dengan menjadi bebas uang tunai. Pusat jajanan bergaya Asia ini mendapat ratusan pesanan makanan di kios-kiosnya yang sibuk setiap jam.
Pembayaran dengan uang kas mungkin telah banyak digunakan di food court, tapi di Spice Alley transaksi tunai tidak terlihat.
Marcus Chang adalah CEO Kensington Jalan Holdings, perusahaan yang beroperasi di Spice Alley. "Ketika Anda datang ke Spice Alley Anda dapat pergi ke salah satu kios dan menggunakan kartu kredit Anda sebagai pembayaran tap-and-go," katanya.
"Teknologi ini hebat, aman dan terpercaya."
"Ketika kami memulai Spice Alley, kita tahu akan ada banyak siswa. Jadi awalnya pelayanan kami lebih mengarah kepada mereka, tapi ternyata mereka mungkin berjumlah 20 persen dari pasar kami."
"Kami melihat tren [di seluruh dunia] dan saat berpikir soal sistem pembayaran di kios-kios makanan, sepertinya kami harus menggunakan satu kartu yang bisa digunakan dimana-mana. Itulah alasan kami menggunakan sistem tanpa uang tunai," katanya.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 27/03/2017 pukul 11:00 dari artikel aslinya dalam bahasa Inggris, yang bisa dibaca di sini.