REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembayun Setyaningastutie menyatakan, kasus leptospirosis di DIY tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Jumlah korban jiwa akibat penyakit ini juga lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya.
‘’Untuk itu harus melakukan evaluasi perilaku kita benar tidak, termasuk aparat siap tidak dengan kondisi sekarang ini khususnya cuaca ekstrem yang mengakibatkan kasus berbagai penyakit meningkat,’’ katanya pada wartawan.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY Elvy Effendi, kasus leptospirosis di DIY selama setahun (2016) sebanyak 114 kasus dan yang meninggal enam orang.
Sementara itu kasus leptospirosis tahun ini baru sampai Maret saja sudah 71 kasus dan yang meninggal 16 orang.
Kasus leptospirosis terbanyak di kabupaten Gunungkidul yakni 38 kasus dan yang meninggal 11 orang, sedangkan tahun lalu yang meninggal hanya empat orang.
Tahun ini kasus leptospirosis terbanyak kedua di Kabupaten Kulon Bantul sebanyak 13 kasus dan yang meninggal satu orang, di Kabupaten Kulon Progo sebanyak 10 orang yang meninggal dua orang, di Kabupaten Sleman sebanyak Sembilan kasus meninggal satu orang dan kota Yogyakarta hanya satu kasus.
Kebanyakan pasien leptospirosis terutama di Kabupaten Gunung Kidul merupakan petani, kata Elvy. Mereka terkena di sawah. ‘’Karena itu kami imbau kepada petani apabila di sawah menggunakan alas kaki dan kalau ada tikus mati dikubur,’’ saran dia.
Selanjutnya Pembayun mengatakan pihaknya harus bergandengan dengan Dinas Pertanian DIY untuk mengantisipasi dan melakukan pemantauan hama. Bagaimana supaya tikus tidak semakin banyak. ‘’Penularan leptospirosis ini dari pindal (red.kotoran tikus) yang kena air atau lingkungan lembab kemudian masuk ke dalam ke kulit manusia melalui luka.
Kalau dari Dinas Kesehatan/pelayanan kesehatan begitu ada kasus leptospirosis harus segera diberi antibiotik. Kematian leptospirosis di DIY masih tinggi karena kurangnya kesadaran masyarakat apabila panas tinggi untuk segera ke pelayanan kesehatan.
Padahal di kabupaten se DIY alat untuk deteksi leptospirosis tahun ini masih ada 800. Bila masyarakat mengalami gejala leptospirosis bisa segera dicek dan disediakan di Puskesmas.