REPUBLIKA.CO.ID, LAUT MATI -- Pertemuan menteri-menteri luar negeri menjadi pembuka Konfernsi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab. Kekhawatiran atas situasi regional dan dampak pada masyarakat Arab, mendominasi pidato-pidato di sesi pembuka tersebut.
Dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (29/3), Sekjen Liga Arab, Ahmed Abul Gheit, mengungkapkan, keprihatinan negara-negara Arab saat ini. Dia mencatat, keprihatinan terutama terletak pada dibenarkannya berbagai krisis yang terjadi.
"Individu Arab dari semua negara yang merasakan luka dari saudara-saudara mereka yang tinggal di zona krisis, mereka adalah sandera dari rasa takut dan panik, dan subyek pembunuhan dan pengusiran," kata Gheit.
Namun, dia merasa, masih ada fakta menggembirakan tentang hati orang Arab, masih hidup. Gheit menitikberatkan, pada cara negara-negara Arab menampung pengungsi, sebagai yang dianggap tanda sehatnya hati di tengah kegelapan. Gheit menggarisbawahi, kebutuhan untuk menyedikan sarana pendukung ke negara-negara yang telah menerima ribuan pengungsi, terutama Yordania dan Lebanon.
Para menlu turut mencapai konsensus di beberapa isu regional. Berbagai isu yang mencapai konsensus rencananya akan dibuat draft resolusi untuk disahkan para pemimpin negara-negara Arab, Rabu (29/3). Sebagian besar keputusan yang diusulkan, terkait dengan perjuangan Palestina.