Senin 01 May 2017 04:33 WIB

Dituduh Jadi Mata-Mata, Perempuan AS Ini Dideportasi dari Cina

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Esthi Maharani
Spionase
Spionase

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC — Pemerintah Cina mendeportasi seorang warga Amerika Serikat lantaran dituduh melakukan kegiatan spionase di negeri tirai bambu. Pendeportasian perempuan bernama Sandy Phan-Gillis itu ke negara asalnya, dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Luar Negeri AS, baru-baru ini.

“Kami membenarkan bahwa pihak berwenang Cina memang mendeportasi Phan-Gillis ke AS. Kami menyambut baik kepulangannya kembali ke AS,” kata seorang pejabat Kemlu AS sepert dikutip World Bulletin, Ahad (30/4) kemarin.

Salah satu kelompok hak asasi manusia (HAM) yang berbasis di San Francisco, Dui Hua, juga mengatakan bahwa Phan-Gillis dideportasi oleh Pemerintah Cina pada Jumat lalu. Perempuan itu tiba di Los Angeles pada hari yang sama.

“Kepulangannya (Phan-Gillis) disambut oleh sang suami beserta anggota keluarganya yang lain,” ungkap Dui Hua lewat pernyataan resmi mereka.

Pendeportasian Phan-Gillis terjadi tiga pekan setelah Presiden Cina Xi Jinping bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Florida. Dui Hua mengatakan, negosiasi untuk menjamin pembebasan Phan-Gillis semakin intensif dilakukan ketika Menlu AS Rex Tillerson berkunjung ke Beijing, Maret lalu.

“Upaya Menlu Tillerson dan Gedung Putih (untuk membebaskan Phan Gillis) telah berhasil,” tulis Dui Hua lagi.

Sebelum pendeportasiannya, Phan-Gillis sempat ditahan selama enam bulan di sebuah lokasi rahasia di Cina. Dia kemudian dipindahkan ke pusat penahanan di Guangxi dan dimasukkan ke dalam kurungan isolasi. Perempuan itu ditahan Pemerintah Cina lantaran dituduh melakukan spionase, mencuri rahasia negara, dan diduga menyebarkan informasi intelijen kepada pihak ketiga.

Suami Phan-Gillis, Jeff Gillis, selama ini giat melakukan kampanye untuk kebebasan istrinya. Pria itu bahkan sengaja membuat situs savesandy.org untuk menarik simpati publik dalam negeri dan internasional. Menurut catatan yang terdapat di situs tersebut, Phan-Gillis memiliki keluarga di Cina Selatan. Namun demikian, dia lahir di Vietnam.

Phan Gillis meninggalkan Vietnam pada akhir dekade 1970-an. Ketika itu dia termasuk dalam kelompok pengungsi manusia perahu yang melarikan diri dari pemerintahan komunis Vietnam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement