Selasa 02 May 2017 17:35 WIB

Aset Keuangan Syariah Global Diperkirakan 3,5 Triliun Dolar AS pada 2021

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Muliaman Hadad
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Muliaman Hadad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Islam telah menunjukkan perkembangan yang pesat didorong oleh pertumbuhan penduduk muslim dunia yang terkategori sebagai kelas menengah. Diperkirakan pada tahun 2021 total aset keuangan syariah di dunia akan mencapai 3,5 triliun dolar AS dari 2 triliun dolar AS pada 2015.

"Nilai ini akan terus bertumbuh seiring dengan potensi besar sektor syariah dunia," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad dalam Syaria Economic Outlook Indonesia 2017 di Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (2/5).

Muliaman menjelaskan, data dari publikasi State of The Global Islamic Economy Report 2016 menunjukkan bahwa dari total pengeluaran sebanyak 1,9 triliun dolar AS, pengeluaran terbesar diperuntukkan untuk makanan dan minuman yang mencapai 61 persen terhadap total pengeluaran. Jumlah ini diproyeksikan akan meningkat menjadi sebesar 3 triliun dolar AS.

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi dan kekuatan besar dalam pengembangan sektor jasa keuangan syariah dunia. Dilihat dari aset keuangan syariah, kata Muliaman, saat ini Indonesia menempati posisi ke sembilan terbesar dunia dan diharapkan posisinya akan terus meningkat.

Menurut Muliaman, saat ini Indonesia telah memiliki industri keuangan syariah yang lengkap.  Hal ini dapat dilihat dari sisi kelembagaan syariah yang lengkap terdiri dari perbankan syariah, pasar modal syariah dan industri keuangan non bank Syariah.

"Per Februari 2017, total aset keuangan syariah Indonesia di luar saham syariah sudah mencapai sekitar Rp 897,1 triliun atau 67,21 miliar dolar AS. Paling besar disumbang oleh sektor perbankan Syariah yang mencapai 50 persen," kata Muliaman.

Di sisi lain, potensi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia juga didukung oleh mayoritas penduduk muslim Indonesia yang berusia muda. Hal ini dapat menjadi peluang bagi sektor keuangan syariah Indonesia untuk menyediakan produk dan jasa keuangan syariah yang variatif dan inovatif sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, didukung dengan jumlah populasi muslim yang besar, Indonesia bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Bahrain, dan Qatar, dikategorikan Oleh Global Islamic Finance Report 2016 sebagai Emerging Leaders yakni negara yang memiliki potensi untuk memiliki pengaruh global di sektor jasa keuangan syariah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement