Kamis 04 May 2017 11:13 WIB

Rektor Unand Minta Kaum LGBT tidak Sebarkan Pahamnya di Kampus

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nidia Zuraya
Universitas Andalas
Universitas Andalas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat membantah melarang kaum LGBT menempuh pendidikan di perguruan tinggi itu.

"Kita tak melarang LGBT dapat pendidikan, tapi jangan menularkan," kata Rektor Unand Tafdil Husni saat dihubungi Republika, Kamis (4/5).

Ia membantah persyaratan menyerahkan surat pernyataan bebas LGBT bagi mahasiswa baru merupakan upaya melarang kelompok itu menempuh pendidikan di Unand. Ia menjelaskan, persyarakat itu bertujuan agar kaum LGBT yang menjadi mahasiswa Unand tidak menyebarkan pahamanya pada mahasiswa lainnya.

"Silahkan mendapatkan pendidikan di Unand, tapi nggak boleh berkembang," ujar Tafdil.

Ia menolak tudingan yang menyebut persyaratakan bebas LGBT melanggar HAM pendidikan. Ia tidak melihat ada pasal yang dilanggar atas kebijakan yang dibuatnya.

Ia menyebut, LGBT merupakan penyakit masyarakat, sama dengan narkoba dan merokok. Menurutnya wajar apabila Unand memiliki aturan yang melarang peredaran narkoba di lingkungan kampus. Pun demikian dengan LGBT.

"Di mana letak pelanggarannya. Itu penyakit sosial, toh kita juga melakukan pembinaan karakter," ujar dia.

Tafdil mengaku sebelum menerapkan kebijakan itu, dirinya sudah menggelar diskusi dengan berbagai ahli. Pun kebijakan itu berdasarkan adanya laporan kaum LGBT yang mengadakan pertemuan di lingkungan kampus. Namun, ia enggak menjabarkan lebih rinci ihwal kelompok LGBT di Unand.

"Ada di Unand kecenderungan ada kelompok itu. Mereka mencari korban, mangsa, mencari orang yang normal, nah itu yang kita larang," jelasnya.

Tafdil mengatakan, Unand tidak akan lepas tangan pada mahasiswa yang sudah menjadi kaum LGBT. Ia bersedia memberikan pendampingan moral untuk kembali meluruskan mereka.

"(Mahasiswa) yang sudah ada, kita larang (menyebarkan). Kalau nggak mau, kita keluarkan. Pembinaan itu yang kita pikirkan sekarang," tutur dia.

Tafdif mengatakan, Unand memiliki sekitar 29 ribu mahasiswa. Ia tidak menampik tak mudah mengawasi satu per satu mahasiswanya. Namun, ia mengatakan, pihak kampus bersama BEM sudah mendeklarasikan Unand bebas LGBT dan narkoba. Komitmen itu akan menjadi kontrol sesama mahasiswa.

"Mereka akan kontrol, bisa lihat temannya. Kedua, kegiatan mahasiswa harus melaporkan, di mana kumpulnya tukar pendapat apa, apa saja kegiatannya," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement