REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola masjid di Yaman semakin gigih untuk membina aspek penguatan akidah, termasuk menyelenggarakan seminar dan pelatihan keagamaan. Tak jarang, sebagian peserta berasal dari kalangan luar negeri. Fokus utama tertuju pada generasi muda Muslim.
Kelompok ini ingin dilibatkan secara intens pada aktivitas dan program masjid. Menurut Abdul Wahid, dengan jiwa mudanya, mereka masih bersemangat memajukan taraf kehidupan masyarakat dan menjalankan syariat agama. Di sisi lain, mereka pun sangat rentan dipengaruhi ajaran radikal sehingga harus dibina akidahnya sejak dini.
Misi ini hendaknya menjadi program bersama. Seluruh masjid dan lembaga pendidikan agama perlu memberikan kontribusi, dia menambahkan. Pada kesempatan terpisah, Syekh Hasan Abdullah al Sheikh, ketua hubungan antaragama Masjid Saleh, menambahkan, sejak diresmikan, pengurus masjid terus menggencarkan kegiatan sosial keagamaan.
Selain untuk lebih mendekatkan umat dengan tempat ibadahnya, langkah itu bertujuan mempromosikan nilai-nilai Islam yang luhur. Antara lain mendorong prinsip wasathiya (pemikiran moderat, tengah-tengah), saling menghargai, serta harmonisasi antaragama.
Menurutnya, Islam juga menghendaki umat untuk mampu mengatasi persoalan-persoalan di tengah masyarakat, semisal kebodohan, kemiskinan, kesehatan, dan korupsi. Ia menambahkan, saat ini masyarakat Yaman masih menghadapi aneka permasalahan sosial yang membutuhkan perhatian bersama.
Seperti dikutip dari kantor berita San'a, saat ini Yaman termasuk salah satu negara miskin di Timur Tengah. Kami juga mengharapkan lebih banyak sekolah dibangun dan rumah sakit, tandas seorang pegawai, Salem Ahmad.
Kemiskinan yang menimpa sebagian warga dikhawatirkan menjadi pemicu timbulnya aneka problem sosial, radikalisme, dan kesehatan. Sejumlah kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mengatasinya, misalnya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di bidang lain, termasuk program pemberdayaan masjid.
Merujuk pada masa Rasulullah dan era keemasan Islam, masjid terbukti mampu menjalankan fungsi sosial keagamaan. Masjid menjadi pusat aktivitas umat Muslim dan membina segenap aspek kehidupan. Maka, pembangunan masjid kian diintensifkan sejak beberapa tahun terakhir. Baik yang dibiayai pemerintah atau swadaya masyarakat.
Beberapa masjid juga mendapat dukungan dana dari luar negeri. Salah satu lembaga berbasis di Arab Saudi, World Assembly of Muslim Youth (WAMY), misalnya, memberikan bantuan bagi pembangunan empat masjid di berbagai wilayah di Yaman. WAMY pun melakukan hal yang sama di Guinea dengan mendirikan sebanyak 14 unit masjid.
Pemerintah, ulama, dan seluruh masyarakat Yaman berkeinginan mewujudkan cita-cita tersebut. Maka itu, pihak-pihak yang berkepentingan bahu-membahu menyusun program konkret yang bermanfaat. Belum lama ini, misalnya, pengurus masjid bersinergi dengan departemen kependudukan untuk menyosialisasikan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi.
Sejumlah imam masjid mengikuti seminar dan pelatihan. Nantinya, mereka akan memberikan panduan kepada umat seputar isu-isu kesehatan maupun kependudukan. Dr Abdulkarim Al-Anisi, pakar kependudukan, mengaku optimistis dengan pengaruh yang dimiliki para imam dan tokoh agama bisa menyampaikan program-program pemerintah dengan lebih efektif.