REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, sebagian besar pelajar etnis Tatar menempuh studi di Kazan, ibu kota Kazakhstan. Lainnya memilih menimba ilmu agama di negara-negara Timur Tengah. Sehingga, bantuan dan dukungan dana sangat diperlukan agar para pelajar dapat terus menuntut ilmu pengetahuan.
Di samping itu, sambung Varanovich, sejumlah lembaga keagamaan di Belarusia juga memperoleh bantuan dana. Demikian pula dukungan dana bagi pembangunan masjid. Berbagai bentuk perhatian tersebut diharapkan mampu mengangkat harkat dan martabat komunitas Muslim Tatar yang berada di Belarusia.
Jumlah warga Muslim Tatar di negara pecahan Uni Soviet itu diperkirakan sekitar lima ribu jiwa. Mereka adalah etnis Muslim terbesar. Sejarah mencatat, kelompok etnis Tatar telah hidup di Belarusia sejak berabad-abad silam.
Sehingga, bila berbicara mengenai Muslim di Belarusia, tentu sangat terkait dengan keberadaan kaum etnis Tatar ini. Mereka memberi kontribusi sangat besar terhadap perkembangan agama Islam dari waktu ke waktu.
Satu sumber historis menyebutkan, kehadiran etnis Muslim Tatar di Belarusia dimulai sekitar abad 14 hingga 16. Adalah seorang pangeran dari Lithuania, yang mempekerjakan sejumlah warga Tatar dari Crimea dan Horde untuk menjaga kawasan perbatasan dengan Belarusia.
Kebijakan tersebut berlangsung sekian lama. Warga Tatar seolah menemukan rumah baru. Penguasa di Belarusia menawarkan tempat tinggal permanen, maupun pekerjaan. Hingga akhir abad 16, etnis Muslim Tatar telah mencapai jumlah 100 ribu jiwa di Belarusia dan Lithuania.
Sebagian besar etnis Tatar merupakan penganut Sunni Hanafi. Beberapa lainnya menjadi pemeluk Nasrani. Meski demikian, masih banyak yang mempertahankan identitas tradisional Islam dari negara asal mereka.