REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan Kredit Modal Kerja (KMK) kepada Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) disertai fasilitas penangguhan jaminan impor dengan maksimum fasilitas kredit sebesar Rp 29 triliun. Perjanjian kredit tersebut berjangka satu tahun.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan, dana tersebut akan digunakan Bulog untuk menyerap gabah dari petani lalu menyalurkan kembali kepada konsumen. "Jadi Rp 21 triliun untuk support bulog dalam meningkatkan kapasitas melakukan penyerapan gabah, lalu Rp 8 triliun untuk penyerapan bahan pokok non-gabah seperti kedelai, jagung, dan lainnya," ujarnya kepada wartawan, seusai penandatanganan perjanjian kredit, di Kantor Bulog, Jakarta, Jumat (26/5).
Ia menuturkan, kucuran dana tersebut juga terdiri dari Public Service Obligation (PSO) dan komersial. "Dari Rp 29 triliun, PSO sebesar Rp 13,1 triliun, sisanya komersial," ujarnya. Sunarso menambahkan, untuk pinjaman komersial bunganya sebesar 9,5 persen.
Menurutnya, penyaluran KMK ini merupakan bentuk kolaborasi, sekaligus kontribusi perseroan terhadap pengadaan pangan di Indonesia. Selain mencari nilai keuntungan, dia mengatakan, kerja sama tersebut juga menciptakan nilai sosial.
"Diharapkan ke depannya Bulog mampu serap produksi beras dengan lancar dan lancar pula menyalurkan ke masyarakat sehingga mendapatkan harga terbaiknya," kata Sunarso. Ia mengungkapkan, total kredit yang telah disalurkan BRI ke sektor pangan sampai sekarang mencapai Rp 140 triliun.
Sedangkan penyaluran kredit korporasi totalnya Rp 182,1 triliun sampai akhir Maret 2017 atau tumbuh 18 persen year on year (yoy). Dari jumlah itu, kredit yang dikucurkan ke BUMN sudah menembus Rp 96,4 triliun.