REPUBLIKA.CO.ID, Taliesin Myrddin Namkai-Meche dan Ricky John Best telah tewas dalam aksi serangan brutal yang dilakukan oleh Jeremy Joseph Christian. Namun, nama Namkai-Meche dan John Best akan dikenang sebagai pahlawan. Setidaknya oleh remaja Muslimah yang dibelanya dari pelecehan dan intimidasi anti-Muslim.
Siang itu, pada Jumat (26/5), dua gadis remaja, salah satunya seorang Muslim dan mengenakan hijab, naik kereta api di Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Di gerbong yang mereka tumpangi telah duduk seorang lelaki bernama Jeremy Joseph Christian dan beberapa penumpang lainnya.
Perhatian Christian segera tertuju pada dua gadis remaja yang baru saja naik ke gerbongnya. Terutama pada gadis yang mengenakan hijab. Tak lama berselang, Christian mendekat dan mulai mengoceh serta mengumbar pernyataan kebencian kepada gadis tersebut. Christian berujar bahwa, "Semua umat Islam harus mati."
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sersan Pete Simpson, petugas kepolisian yang menangani kasus ini. "Tersangka sedang berada di kereta dan dia berteriak dan mengomel serta mengoceh banyak hal yang berbeda, termasuk apa yang ditengarai sebagai ujaran kebencian," ucap Simpson seperti dilaporkan laman BBC.
Melihat kejadian itu, tiga orang pria kemudian memutuskan untuk membantu remaja Muslimah yang diintimidasi tersebut. Dyjuana Hudson, ibu dari salah satu gadis mengatakan, satu di antara tiga pria yang hendak membela remaja Muslimah itu berkata, "Anda tidak bisa memperlakukan mereka seperti itu. Mereka adalah gadis kecil," katanya kepada Christian.
Kendati demikian, Christian tak merasa takut atau terpojok. Ketiganya justru segera diserang dan ditusuk secara brutal olehnya. "Beberapa orang yang dia ajak berteriak, mereka diserang dengan kejam oleh tersangka, mengakibatkan dua kematian dan satu luka," kata Sersan Pete Simpson menerangkan.
Dua orang yang tewas akibat serangan Christian adalah Namkai-Meche dan John Best. Ketika Christian mengintimidasi remaja Muslimah di gerbong kereta yang ditumpanginya, Namkai-Meche sedang berbicara dengan bibinya via telepon.
Namkai-Meche juga menceritakan yang sedang dilihatnya di gerbong kereta kepadanya bibinya. Bibinya pun mendesak Namkai-Meche untuk memutuskan sambungan telepon dan segera merekam tindakan rasis yang dilakukan Christian. "Saya tidak bermaksud membuatnya menjadi pahlawan dan terbunuh, tapi dia berupaya melindungi dua gadis remaja tersebut," ungkap bibinya.
Melalui akun Facebook-nya, ibu Namkai-Meche juga mengutarakan dukanya. Ia menyebut anaknya itu sebagai pahlawan. "Dia adalah pahlawan dan akan tetap menjadi pahlawan. Terima kasih, terima kasih, kamu (Namkai-Meche) akan selalu menjadi pahlawan kami," tulis ibunya.
Korban tewas lainnya adalah John Best, berusia 53 tahun. Ia merupakan seorang veteran militer. John diketahui telah mengabdi di Angkatan Darat AS selama 23 tahun. Ia pensiun pada 2012 lalu.
Sedangkan satu korban luka adalah Micah David-Cole Fletcher. Saat ini dia berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Wali Kota Portland Ted Wheeler mengapresiasi tindakan ketiga pria tersebut. "Itu adalah tindakan berani dan tidak mementingkan diri sendiri. Ketiga pria tersebut harus menjadi contoh dan inspirasi bagi kita semua," ungkapnya.
Adapun Christian segera ditangkap setelah kejadian tersebut. Ia ditangkap otoritas berwenang setempat sesaat setelah dirinya turun dari kereta.
Sebuah artikel di sebuah publikasi alternatif Portland melaporkan bahwa Christian merupakan seorang penganut supremasi kulit putih terkenal. Ia bahkan sebelumnya diketahui memberi hormat pada Partai Nazi Jerman. Setelah menelusuri akun Facebook pribadinya, Christian diyakini memegang beberapa keyakinan rasis dan ekstremis lainnya.
Kendati terdapat keterangan-keterangan terkait Christian yang beredar, namun kepolisian Portland menolak untuk membeberkan riwayat dan sejarah kriminalnya. Christian telah dituduh melakukan pelanggaran, intimidasi, termasuk pembunuhan berat.