Rabu 14 Jun 2017 03:26 WIB

Pedagang Pasar Tradisional Potong Rantai Distribusi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Seorang pedagang menanta barang dagangannya di lapak Pasar Sarijadi Bandung, Jalan Sariasih, Kota Bandung, Selasa (23/5).
Foto: Mahmud Muhyidin
Seorang pedagang menanta barang dagangannya di lapak Pasar Sarijadi Bandung, Jalan Sariasih, Kota Bandung, Selasa (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar rapat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) bersama perwakilan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, Perwakilan dari Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), dan perwakilan dari Asosiasi Distributor Daging Indonesia.

Enggar menjelaskan bahwa penandatanganan MoU ini adalah agar para pedagang tradisional bisa mendapatkan akses sumber yang sama dengan pasar ritel modern. “Para pedagang tradisional ini harus bisa mendapatkan akses pada sumber yang sama yang tidak kalah dari dengan pasar ritel modern,” kata Enggar melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika, di Jakarta, Selasa (13/6).

Kepala Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Abdullah Mansuri menjelaskan ikhtisar dari penandatanganan MoU yang digelar oleh Kemendag, menurutnya hal tersebut agar pedagang tradisional dapat untung lebih, dan yang kedua untuk memutus rantai distribusi.

“Ini agar para pedagang bisa mengakses langsung (sumber). Tujuannya yang pertama adalah agar pedagang bisa mendapat untung lebih besar, yang kedua adalah memotong rantai distribusi,” kata Abdullah.

Abdullah berharap agar ikhtiar ini dapat didorong bersama dan berjalan dengan baik, khususnya kepada para asosiasi dan perusahaan dapat menjaga komitmen dengan apa yang sudah ditetapkan. “Ikhtiar ini harus didorong bersama dan saya berharap asosiasi-asosiasi atau perusahaan itu bisa komit ya, dengan apa yang (sudah) disampaikan. Saya berharap ini bisa berjalan dengan cepat dan baik,” ujarnya.

Enggar menjelaskan, agar pedagang tradisional mendapat supply komoditas murah, dan Ia juga berharap penyebaran pasokan bisa merata. “Hanya pedagang pasar tradisional dan bulog (yang) bisa menjual gula curah, yaitu gula dengan kemasan 50 kilogram, kemudian oleh mereka dipak (menjadi) satu kiloan, harganya jauh lebih murah, yakni sebelas ribu tiga ratus rupiah pedagang beli dari Bulog," ujar Enggar.

Selain itu, Enggar menjelaskan bahwa pemerintah akan memberikan fasilitas kredit. “Ada satu yang akan coba kita bantu adalah mengenai fasilitas kredit yang segera kami akan jembatani itu,” tambahnya.

Ia menjelaskan pemerintah berharap bahwa dengan adanya akses yang semakin terbuka ini, pedagang tradisional agar semakin meningkat lagi. “diharapkan pasar tradisional ini jadi bisa lebih meningkat (terutama) volumenya,” pungkas Enggar.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement